KabarTerkini

Meriahnya UDO 2016, Bukti Antusiasme Pelajar Banten

 

SERANG, biem.co Salah satu problema bagi pelajar kelas XII adalah dalam menentukan pilihan perguruan tinggi yang akan ditempuh. Oleh karena itu, Unit Kebudayaan Banten Debust ITB mengadakan acara UDO (University Day Out) 2016, Minggu (17/1/2016) yang bertempat di Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B), Palima, Serang, Banten.

 

Acara ini (UDO, red) merupakan program tahunan dari Debust ITB, pada tahun 2016 ini merupakan kali ke-10 diadakan, dimana tahun 2007 merupakan kali pertama acara UDO diselenggarakan.

 

Dalam kegiatan UDO tersebut, turut berpartisipasi 23 universitas dari seluruh Indonesia.

Salah satu pengunjung, Miftahul Ulum sangat termotivasi dengan diadakannya acara UDO 2016.

 

“Acara ini sangat bermanfaat, untuk memikirkan ke jenjang selanjutnya, sehingga saya dapat mengetahui harus kemana saya melangkah. Pokoknya harus diadakan setiap tahun. Namun, saya harap, setiap tahunnya harus ada perkembangan, agar tidak terkesan monoton. Saran saya, di setiap stand seharusnya ada gambaran tentang universitasnya, seperti foto-foto atau gambaran yang mencakup tentang informasi univ tersebut,” ujarnya.

 

Ada pula keluhan dari pengunjung lain, Ayu Lestari, yang mengeluhkan tentang pelayanan di stand salah satu universitas. Ia mengharapkan, pihak universitas dapat berlaku adil terhadap semua pengunjung.

 

Ketua Pelaksana UDO 2016, Arjun Sumarlan mengatakan, latar belakang diselenggarakan event ini adalah karena ia sadar bahwa pendidikan perlu dikejar settingi-tingginya. Karena menurutnya, pendidikan berbanding lurus dengan kualitas SDM.

 

“Banten mempunyai kekayaan yang banyak, seperti kekayaan alam dan industri. Namun, faktanya, di dalam industri, yang menempati posisi atas adalah orang luar Banten, seperti Jawa, bukan orang Banten,” ujarnya.

 

Menurutnya, pelajar Banten sangat antusias untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, kendala mereka adalah kurangnya sosialisasi dan informasi, sehingga mereka lebih memilih bekerja.

 

“Saya dan tim melakukan riset yang melibatkan 300 responden yang berasal dari Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang, dan Cilegon. Dari hasil riset, mereka yang kurang memiliki kesadaran terhadap pendidikan, disebabkan karena kurangnya informasi. Ketika mereka diberikan informasi yang faktual, kesadaran dalam diri mereka bisa tumbuh dan menyadari akan pentingnya pendidikan,” tegasnya.

 

Ia sangat gembira melihat antusiasme pengunjung yang luar biasa tinggi. Ia pun sangat berterimakasih kepada pemerintah yang telah bersedia menyediakan tempat bagi berlangsungnya acara ini.

 

“Saya berharap, untuk selanjutnya yang mengadakan acara seperti ini adalah pemerintah. Karena, mahasiswa hanya sebatas orang-orang yang ingin berkontribusi, bukan sebagai pemegang stakeholder. Seharusnya, pemerintah yang membuat acara dan mengundang kami sebagai mahasiswa,” harapnya.

 

“Pelajar adalah emas, dimanapun emas berada, tetaplah emas,” tutupnya. (red)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button