KEDIRI, biem.co — Baru-baru ini, Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia telah memasuki usia lima tahun. Sepanjang usia yang masih muda itu, komunitas penulis ini tetap eksis berkarya dan membina generasi muda.
“Tidak terasa usia FAM Indonesia sudah lima tahun. Eksistensi FAM tidak lepas dari keaktifan seluruh anggota yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air dan Mancanegara,” seru Aliya Nurlela, Sekjen FAM Indonesia, dalam siaran pers yang diterima biem.co, baru-baru ini.
Sebagai tanda syukur, FAM Indonesia merayakan ulang tahun ke-5 dengan doa bersama di kantor pusat FAM Indonesia, Pare, Kediri. Selain dihadiri para pegiat FAM Indonesia, syukuran milad dengan memotong kue ulang tahun itu juga diramaikan sejumlah pelajar dan mahasiswa.
“Di usia lima tahun FAM telah melalui proses panjang di dunia literasi, meski banyak yang perlu dibenahi,” imbuh penulis novel “Lukisan Cahaya di Kota Galuh” itu.
Koordinator FAM Wilayah Jawa Barat, Dedi Saeful Anwar, mengatakan di usia yang terbilang masih belia FAM Indonesia telah berkiprah dalam memajukan dunia literasi terutama di kalangan pelajar, remaja, dan para penulis pemula.
Menurut penulis buku “Senyum Nolina” itu, FAM Indonesia tampak semakin semangat menggelorakan pentingnya membaca buku dan menulis karangan melalui berbagai kegiatan pelatihan kepenulisan, kopdar, diskusi, bedah buku, seminar, dan lainnya.
“FAM juga telah ikut membantu menerbitkan ratusan buku karya anggotanya sehingga kaderisasi FAM untuk melahirkan penulis baru terus berjalan,” tutur Dedi.
Baca juga: Dukung Gerakan Indonesia Membaca, Forum Pegiat Literasi Padangpanjang Resmi Dibentuk
Koordinator FAM Cabang Depok, Muhammad Suharto menyebutkan, FAM Indonesia telah memberikan ruh semangat bagi banyak orang untuk berkarya, mengabdikan diri di dunia literasi yang terasa masih asing.
“Perkembangan teknologi semakin pesat, jangan sampai dunia literasi ditelan bumi. Harus terus ada hingga akhir zaman,” harapnya.
Sementara Koordinator FAM Luwu Raya, Alvin Shul Vatrick, optimis FAM Indonesia akan menjadi organisasi kepenulisan besar di masa mendatang. “Banyak pengalaman di dunia kepenulisan yang saya dapat sejak bergabung dengan FAM Indonesia. FAM telah memantik api semangat saya berkarya,” katanya.
Ketua Umum FAM Indonesia Muhammad Subhan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota FAM Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri yang telah ikut aktif membesarkan komunitas ini.
“Keaktifan seluruh anggota FAM telah memanaskan mesin organisasi ini. Mari terus bekerja dan berkarya,” ujar Muhammad Subhan, yang juga penulis novel “Rumah di Tengah Sawah”.
Diketahui, agenda literasi FAM Indonesia dalam waktu dekat ini adalah meluncurkan 60 buku karya pegiat FAM Indonesia serta Lomba Baca Puisi Tingkat SLTP/sederajat se-Kabupaten Kediri. Acara tersebut akan diselenggarakan pada 25 Maret 2017 di Perpustakaan Daerah Mastrip Pare, Kediri. Selain itu, acara itu juga akan diramaikan oleh bazaar buku dan talkshow kepenulisan. (red)