KabarTerkini

Dusun Karanggeneng Direncanakan Bebas Sampah dengan Program KampungPreneur

KABUPATEN SLEMANbiem.co — Baru-baru ini, Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian kepada Masyarakat telah melakukan kegiatan Sosialisasi Pengolahan Limbah Mandiri, (02/04). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Selain itu, output yang diharapkan juga dapat meningkatkan jiwa entrepreneur warga dari hasil produk olahan limbah. Pelatihan ini disampaikan oleh Ketua JPSM (Jaringan Pengolahan Limbah Mandiri) “Sehat” Kabupaten Sleman, Haryadi, Kabupaten Sleman dengan peserta sosialisasi dari ibu-ibu PKK Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan ini adalah agenda perdana dari PKM Pengabdian kepada Masyarakat dengan platform KampungPreneur Digital. Susunan acara pada awal kegiatan berupa bahasan pokok dari 20 orang ibu-ibu PKK, kemudian pada sesi terakhir dilanjutkan Sosialisasi Pengolahan Limbah Mandiri dengan melihat urgensi yang ada.

Haryadi menjelaskan bahwa selama ini masyarakat masih salah dalam mengelola sampah, salah satunya dengan cara membakar sampah. Pembakaran sampah sangat berbahaya dikarenakan zat-zat dari hasil pembakaran sampah akan terus mengendap dan tidak mudah untuk diuraikan.

“Kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah masih rendah, karena sampai sekarang masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai,” seru Haryadi. Karenanya, ia menyarankan perlunya tindakan konkrit dalam mengatasi hal tersebut seperti membuat tulisan peringatan atau dilaporkan kepada yang berwenang.


Tampak ibu-ibu PKK Desa Purwobinangun saat foto bersama usai mendapat 
Sosialisasi Pengolahan Limbah Mandiri.

Di tengah sosialisasi, Haryadi, menawarkan beberapa program dan optimisme terkait lingkungan bersih sampah.

“Seperti program Jokowi, di mana pada 2020 Indonesia bebas sampah,” tukas Haryadi. Beberapa program yang bisa diterapkan, lanjut Haryadi, di antaranya adalah pengajuan fasilitas pengolahan sampah, studi banding dengan Kampung Wisata Lingkungan Sukunan (The Eco-Tourism Village), dan pembuatan bank sampah. Di mana program tersebut nantinya diajukan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk ditindaklnjuti terkait pendanaan. Pada pembuatan bank sampah ditaksir akan menghabiskan Rp600 juta.

“Walaupun memerlukan biaya yang tinggi, tapi saya optimis, karena dari beberapa daerah yang sudah mengajukan ke Dinas LIngkungan Hidup telah berhasil,” imbuh Haryadi. Namun demikia, ia menambhkan bahwa ntuk membentuk sebuah sistem dari pengelolaan sampah tidaklah mudah, karena harus mempunyai aturan yang benar-benar ditaati oleh masyarakat. Selain itu, struktur organisasi dalam pengelolaan sampah juga merupakan bagian yang terpenting. 

Mendengar hal tersebut, Kepala Dusun Karanggeneng, menyambut hangat beberapa ajuan program tersebut, ia mengatakan bahwa terdapat tanah kosong milik dusun yang dapat digunakan sebagai lahan pembuatan bank sampah. Selain itu, hal itu juga mendapat tanggapan positif dari, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Suryana, baik secara materil maupun secara moril. Sehingga langkah awal pada perencanaan tersebut, warga akan membahas pembentukan struktur organisasi sebagai motor penggerak program. (red)

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button