PANDEGLANG, biem.co – Literasi Indonesia berada di peringkat ke–60, posisi kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti (WMLN 2016). Fakta tersebut membuat siapapun merasa miris, terlebih para pendidik di seluruh nusantara. Membaca menjadi suatu hal yang harus digerakan dan diusahakan, terutama bagi para penerus bangsa agar mereka mampu menghadapi segala tantangan dan persaingan yang jauh lebih besar di masa mendatang. Untuk itu, kepala sekolah beserta jajaran dewan guru dan staf TU MTs Negeri 1 Pandeglang menggalakan program ”Reading Time” di lapangan sekolah setiap Sabtu selama 1 setengah jam.
Program ini telah berjalan sejak Juli 2016, dimana para murid dan dewan guru dapat membaca buku secara serentak. Buku yang dibaca adalah buku pendidikan selain mata pelajaran yang dipelajari di KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Para peserta didik dapat meminjam langsung dari perpustakaan atau membawa dari rumah masing-masing. Tak hanya itu, setelah 1 jam membaca, siswa dan siswi diminta untuk membuat jurnal atau ringkasan yang telah mereka baca. Lalu dengan bimbingan guru, murid secara random dipilih untuk mempresentasikan apa yang telah mereka baca ke depan rekan-rekannya.
Tak hanya hari Sabtu saja, Reading Time juga dilaksanakan pada Selasa dan Kamis selama 30 menit di awal jam pelajaran dengan bimbingan para anggota OSIS.
“Ini adalah salah satu program unggulan kami, karena mengingat manfaat membaca yang penting ini mulai tergerus perkembangan teknologi. Semoga kedepannya tak hanya membaca saja, namun bisa ditingkatkan dengan para peserta didik dapat berkomunikasi English–Arabic dengan bantuan-bantuan tenaga pendidik yang lebih banyak pula, agar program ini dapat sukses kedepan,” ujar Hasanuddin selaku Kepala Sekolah MTsN 1 Pandeglang. (rai)
