HiburanKabarTerkiniWisata & Kuliner

Yuk Kenali Lika-Liku Lobster yang Naik Pangkat

biem.coSiapa yang tak mengenal lobster? Ya, hewan yang satu ini memang dikenal dengan ’Rajanya Udang’. Selain itu, lobster merupakan salah satu hidangan yang mewah. Hanya segelintir orang yang mampu menyantapnya. Daging yang tebal dan gurih menambah cita rasa lobster terutama di kalangan para pecinta seafood. Tapi siapa sangka, ternyata saat zaman dahulu lobster merupakan makanan kucing. Bahkan, hanya orang miskin saja yang menyantap hewan yang masih bersaudara dengan udang ini. Sobat biem penasaran? Mari simak kisah lobster berikut ini.

Sejarah Lobster

Pada tahun 1662 di Plymouth, para pekerja kebun diberikan lobster untuk makan siang mereka. Sehingga, gubernurnya hanya bisa meminta maaf. Para pekerja tersebut itu maklum dan mau bersabar. Berbeda dengan para pekerja di Massachusetts, mereka mengamuk kemudian memberontak pada tuannya. Dalam demonstrasi, mereka menuntut satu hal: kurangi jatah makan lobster, dimana dalam seminggu hanya 3 kali saja.

Hal ini bukan isapan jempol semata, bahkan 6 dekade lalu lobster dinamakan dengan kecoak laut, karena mereka menganggap bentuk lobster yang jelek. Bahkan lobster menjadi santapan yang selalu dihidangkan pada narapidana. Hampir setiap hari pihak rutan menyediakannya. Alhasil, para napi menuntut untuk hanya makan lobster paling tidak seminggu sekali.

Awal tahun 1940-an, lobster mulai diolah dalam bentuk kaleng, meski hanya diberikan sebagai santapan kucing juga dijadikan umpan nelayan untuk menjaring ikan  sebanyak-banyaknya. Lalu, lobster makin naik pangkat setelah usai Perang Dunia ke-II berkat kejadian yang tak disangka-sangka dan terjadi hanya dalam semalam.

Sejak rel kereta api menghubungkan dataran Amerika Serikat, perusahaan jawatan kereta api mulai menghidangkan lobster pada penumpang dari kawasan Barat, yang tidak tahu kalau lobster dianggap makanan sampah di kawasan Timur seperti Maine, Louisiana, atau Massachusetts. Bahan baku lobster yang seharga satu dolar, setelah dimasak berharga 4-5 dolar. Orang-orang Barat tersebut dengan polosnya menganggap lobster sebagai makanan inferior yang dibandrol murah. Daging lobster yang tebal dan manis ternyata mampu memikat mereka, sehingga lobster terkenal dikalangan orang-orang Barat dan mulai dicari untuk dijadikan aneka masakan.

Masalah Lobster di Indonesia

Akhir-akhir ini Indonesia memiliki masalah besar terkait pasokan lobster. Dilansir dari tirto.id, pada Desember tahun lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa tingkat ekspor lobster terus menurun. Hal ini dikarenakan Indonesia juga mengirim anakan lobster ke Vietnam. Jumlahnya fantastis, hingga mencapai 8 juta ekor per tahun.

“Ekspor lobster Indonesia mencapai 6.000 ton per tahun, kini diperkirakan hanya 300 ton saja. Meski ekspor bibit lobster sudah dilarang, namun masih banyak terjaid penyelundupan,” tegasnya.

Di Indonesia sendiri, terutama di restoran kota-kota besar harga lobster mencapai Rp175 ribu dan paling murah seharga Rp98 ribu rupiah. Sedangkan bakmi lobster dibandrol seharga Rp30 ribu. Warnanya yang cerah dan menggoda, menjadi salah satu daya tarik lobster hingga diburu di berbagai daerah. (rai)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button