KabarTerkini

Cawapres Harus Paham Pancasila dan Islam

biem.co – Perbincangan ihwal calon Presiden dan wakil Presiden jelang tahun politik 2019, mulai ramai didiskusikan. Namun, perbincangan soal calon Presiden tampaknya tidak semenarik membincangkan soal calon wakil Presiden.

Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) FISIP UMJ, Ma’mun Murod Al-Barbasy, berpendapat banyak yang berpandangan bahwa calon Presiden paling juga akan berkisar antara Jokowi dan Prabowo.

“Justru yang menarik membincangkan calon Wakil Presiden. Sebab calon Wakil Presiden yang terpilih pada Pilpres 2019 akan sangat potensial dan berpeluang besar untuk menjadi Presiden untuk lima tahun berikutnya,” ungkap Ma’mun.

Ketika ditanyakan sosok siapa yang pantas diusung menjadi Cawapres, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ ini, tidak langsung menyebut nama. Tetapi Ma’mun menghendaki agar Cawapres nanti harus orang yang paham Islam sekaligus Pancasila. Orang yang berani mengatakan saya Muslim tapi saya juga Pancasilais.

“Tidak boleh dibiarkan orang yang tidak paham Islam dan Pancasila menjadi Cawapres. Sebab kalau Cawapres sebatas Muslim, tapi tidak paham Pancasila atau bahkan anti-Pancasila itu sangat berbahaya dan tak layak diusung,” ujarnya.

Lebih lanjut Ma’mun mengatakan, dalam konteks dialektika, Pancasila harus dipahami sebagai sintesis antara dua kutub ekstrem ideologi, yaitu negara sekular dan teokratik. Pancasila itu “ideologi tengahan”. Negara Pancasila adalah penegasan dari sebuah negara yang bukan negara agama tapi juga bukan negara sekular, tapi negara yang menganggap agama penting.

“Negara Pancasila itu bukan negara agama tapi negara agamis. Orang yang suka teriak-teriak mengaku paling Pancasila tapi pola pikirnya justru sekular atau skripturalis, sebenarnya cermin dia tidak paham Pancasila,” tutur Ma’mun.

Ia menambahkan, orang seperti itu tidak boleh dan tidak layak diusung menjadi Cawapres, baik untuk mendampingi Jokowi dan kemungkinan juga mendampingi Prabowo.

Ketika didesak soal nama yang layak mendampingi Jokowi maupun Prabowo, akhirnya Ma’mun menyebut beberapa nama.

“Kalau saya disuruh menyebut nama, maka ada beberapa nama orang yang layak mendampingi Jokowi maupun Prabowo. Kalau calon ini berasal dari non partai, maka nama Din Syamsuddin layak diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan pengalaman, aktivitas dan sosoknya yang dapat diterima beragam kalangan,” ungkapnya.

Selain itu, nama lainnya dari orang non-partai, Moh Mahfud MD layak juga untuk dipertimbangkan. Mahfud cukup berintegritas, berpengalaman, serta juga bisa diterima beragam kalangan.

Sementara tokoh Partai yang bisa dipertimbangkan adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Selain cukup punya pengalaman di pemerintahan, juga pengalaman sebagai aktivis akan banyak membantu dalam menjalin relasi dengan banyak kalangan.

Nama lainnya dari orang partai yang layak diperhitungkan adalah Zulkifli Hasan. Ketua Umum PAN ini dikenal santun, supel, bisa diterima banyak kalangan dan berpengalaman. Ia pernah menjadi Menteri dan sekarang menjabat sebagai Ketua MPR.

“Keempat nama ini saya rasa sangat memenuhi kriteria sebagai orang yang paham Islam dan juga Pancasila,” tegas Direktur PSIP yang juga merupakan Aktivis Muda Muhammadiyah. (red)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button