biem.co — Besarnya potensi Indonesia di sektor industri halal dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu terkemuka dalam acara The Indonesia International Halal Lifestyle Conference & Business Forum, yang mengangkat tema Halal Lifestyle Goes Global: Trend, Technology & Hospitality Industry.
Konferensi yang diselenggarakan selama 2 hari, mulai 3-4 Oktober oleh Bank Indonesia yang bekerja sama dengan Indonesia Halal Lifestyle Center (Inhalec) ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 dan Festival Ekonomi Syariah 2018.
“Dalam pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah, khususnya sektor industri halal, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan institusi terkait berpegang pada prinsip 4 C, yaitu komitmen yang kuat dari pihak-pihak terkait (commitment), program yang konkrit sehingga mudah untuk diimplementasikan (concrete), sinergitas antara lembaga dan pihak terkait (collaborative) serta edukasi yang dilakukan secara intens mengenai nilai lebih dari gaya hidup halal (campaign),” demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, seperti dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Rabu (03/10).
Sebagai bagian dari strategi membangun ekosistem halal value chain, BI telah melaksanakan program pengembangan ekonomi syariah di sektor pertanian, makanan dan fesyen, pariwisata serta energi terbarukan. Pihaknya juga mendorong pemberdayaan ekonomi bagi 134 pesantren di 31 wilayah yang tersebar di Indonesia.
Dalam rangka mendukung program pemberdayaan industri halal, BI juga bekerja sama dengan lembaga zakat, mengoptimalkan dana sosial syariah seperti zakat, infaq, shadaqah dan wakaf tunai, sebagai salah satu sumber pembiayaan syariah.
BI berharap, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi salah satu upaya dalam memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan global saat ini dan mendatang. (IY/red)