biem.co — Hingga Oktober 2018 Kementerian Keuangan mencatat realisasi penyaluran Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG mencapai Rp75,3 triliun. Penyaluran subsidi tersebut melesat 135,5 persen dibandingkan periode tahun lalu atau melampau pagu anggaran APBN 2018 sebesar Rp46,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Djuanda I Kemenkeu yang dilansir CNNindonesia, kamis (15/11), mengatakan “Selain karena pembayaran subdisi tahun lalu, (kenaikan subsidi BBM) ini juga karena kami sudah membayarkan kenaikan subsidi dari Rp500 per liter menjadi Rp2.000 per liter sehingga kenaikannya sangat besar,”.
Kenaikan pembayaran subsidi BBM dan LPG disebabkan kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan kurs rupiah. Dalam hal ini kemenkeu mencatat rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) hingga 31 Oktober 2018 telah mencapai US$69 per barel harga tersebut berada di atas asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang besarannya US$48 per barel.
“Rata-rata nilai tukar rupiah juga melemah. Per 31 Oktober 2018, rata-rata kurs rupiah sejak awal tahun telah mencapai Rp14.209 per dolar AS atau merosot dibandingkan asumsi yang dipatok dalam APBN 2018 Rp13.400 per dolar AS,” jelas Ani.
lebih lanjut kenaikan juga terjadi pada realisasi penyaluran subsidi listrik yang naik 22,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp42,1 triliun atau 88,3 persen dari target APBN 2018. Akibatnya, realisasi penyaluran subsidi energi secara keseluruhan mencapai Rp117,4 triliun atau melonjak 77,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, realisasi penyaluran subsidi nonenergi hanya naik 17,9 persen secara tahunan menjadi Rp43 triliun. Artinya, realisasi penyaluran telah mencapai 679,7 persen dari target APBN 2018 yang sebesar Rp61,7 triliun.
Adapun total penyaluran subsidi pemerintah hingga 31 Oktober 2018 telah mencapai Rp160,4 triliun atau 102,6 persen dari target APBN 2018, Rp156,2 triliun. Secara tahunan, total penyaluran subsidi pemerintah naik 56,2 persen dari sebelumnya Rp102,7 triliun. (IY)