KOTA SERANG, biem.co — Angka kejadian keracunan makanan di Indonesia kian meningkat, dari data kementrian kesehatan pada 2017 tercatat 142 kasus kejadian. Angka tersebut meningkat dari tahun 2016 yaitu 106 kasus kejadian.
Hal tersebut yang menjadi fokus BPOM dan DPR RI Komisi IX dalam memberikan pembekalan dan pemahaman mengenai penggunaan bahan makanan tambahan yang aman untuk para produsen makanan.
Pembekalan tersebut dilaksanakan di salah satu aula restaurant di Kota Serang pada Sabtu lalu (09/03/2019), yang diikuti ratusan peserta yang notabene produsen makanan.
Anggota DPR RI Komisi IX Kartika Yudhisti yang juga sebagai narasumber dalam kegiatan mengatakan pada presentasinya, kesadaran para produsen makanan masih kurang, orientasi masih pada keuntungan tanpa memperhatikan keselamatan konsumen.
“Masih banyak produsen makanan yang belum sadar akan bahaya pada bahan tambahan makanan yang dapat membahayakan konsumen dan lebih mementingkan keuntungan,” ucapnya.
Ia juga mengatakan efek dari bahan tambahan makanan bervariatif ada yang langsung bereaksi dan ada pula efeknya dikemudian hari.
“Bahan tambahan makanan yang tidak aman seperti borak, pewarna tekstil dan lainnya efeknya terhadap tubuh bervariasi, ada yang langsung keracunan ada pula yang menjadi penyakit jangka panjang, maka dari itu penting untuk tidak menambahkan bahan makan yang tidak aman,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kartika berharap, melalui pembekalan ini masyarakat bisa lebih sadar akan kesehatan dan bahaya dari bahan makanan yang tidak aman.
“Saya berharap dari pembekalan ini setidaknya memberikan edukasi bagi masyarakat,” pungkasnya.
Kasubdit olahan pangan tertentu, Alex Sander juga mengatakan bahan tambahan makanan yang tidak aman tak terhindarkan di lingkungan masyarakat.
“Bahan tambahan makanan tidak aman masih ditemukan di lingkungan masyarakat, seperti saus sambel yang diketahui banyak menggunakan pewarna yang tidak aman dan masih banyak lagi,” ucapnya.
Kepala BPOM, Sukriadi Dharma berharap kerjasma dengan komisi IX dalam pembekalan ini bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk berprilaku sehat.
“Semoga melalui pembekalan ini masyarakat khususnya produsen makanan bisa lebih selektif memilih bahan tambahan makanan, dan konsumen lebih cerdas memilih makanan agar terhindar dari keracunan dan penyakit. Dan kerjasama ini bisa semakin masif,” pungkasnya. (iy/red)