KOTA SERANG, biem.co — Sekertaris Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten, Wadiyo menanggapi potensi pariwisata yang dibawa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkup Seni dan Budaya (Lisbu) Universitas Bina Bangsa (Uniba) mewakili Provinsi Banten di kancah Internasional di Kalimantan Selatan, Kamis (15/11).
Dengan memadukan batik Baduy ke dalam kostum pementasan pada kancah Internasional tersebut, sedikitnya dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun asing yang hadir.
Wadiyo mengatakan, untuk batik Baduy sendiri sedang digagas agar dapat mendorong ekonomi kerakyatan, khususnya di Provinsi Banten.
“Sangat berterimakasih kepada Lisbu telah membawa misi pariwisata Provinsi Banten di kancah Internasional,” kata Wadiyo, saat ditemui tim biem.co usai rapat.
“Secara tidak langsung, melihat batik Baduy yang dipakai teman-teman (Lisbu) membuat mereka bertanya-tanya ‘di mana Baduy itu?’, itu merupakaan promosi yang efektif untuk mengenalkan Baduy,” imbuhnya.
Sementara itu, menanggapi persoalan tidak adanya dukungan anggaran terhadap Lisbu, seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Wadiyo menuturkan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan dari sistem perencanaan penganggaran di pemerintah termasuk Dispar.
“Sekarang ini tidak bisa memberikan apapun secara serta merta kepada pihak-pihak yang mengajukan proposal karena penganggaran kita sudah dalam sistem Simral, sudah dalam bentuk akrual, jadi apa yang ada dalam mata anggaran itulah yang kita belanjakan,” tuturnya.
“Teman-teman (Lisbu) mengajukan proposal secara serta merta di perencanaan kita nggak ada, jadi tidak bisa kita akomodir karena harus n-1 (1 tahun sebelum kegiatan berlangsung) baru nanti di mata anggaran itu ada. Sebab jika nggak ada di mata anggaran mau ngambil dari uang mana? sementara sistemnya sudah rekening to rekening, kecuali bantuan ke-gawatdaruratan atau dana tidak terduga itu baru bisa serta merta dan itupun atas intruksi Gubernur Banten,” imbuhnya.
Di samping itu, dirinya menuturkan segala lapisan masyarakat termasuk perguruan tinggi dapat bersinergi serta harus turut mendukung, mengembangkan, dan mempromosikan budaya di Banten.
“Ada kewajiban kampus yang perlu mendukung sisi pengabdian kepada masyarakat, salah satunya misi potensi pariwisata yang dibawa teman-teman Lisbu,” tutupnya. (Iqbal)