biem.co — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tercatat sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dengan pendapatan terbesar kedua pada tahun 2018. BAKTI menempati posisi nomor 2 pendapatan BLU terbesar dari sekitar 224 BLU yang ada di Indonesia.
Hal itu terungkap dalam Nota Keuangan Tahun Anggaran 2019 yang dirilis Kementerian Keuangan. Berdasarkan data tersebut, BAKTI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp2,989 miliar selama tahun 2018.
Dalam keterangan resmi yang dipublikasikan Kementerian Kominfo, Rabu (16/01), tahun 2019 ini, BAKTI diberi target pendapatan mencapai Rp3,168 miliar atau meningkat 6 persen dibandingkan dengan outlook tahun 2018.
“Sebagai BLU peringkat 2 dari jumlah dana yang dikelola setiap tahunnya, BAKTI selalu mengutamakan bagaimana layanan telekomunikasi dan internet bisa secepatnya dinikmati oleh masyarakat yang belum pernah terima sinyal sebelumnya dengan kualitas yang memadai,” kata Direktur Utama BAKTI Anang Latif.
Seperti diketahui, BLU yang berada di bawah Kementerian Kominfo ini lahir pada tahun 2006. Semula BAKTI bernama Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP).
Namun sejak Agustus 2017, Menteri Komunikasi dan Informatika mencanangkan nama baru bagi BP3TI menjadi BAKTI. Tugas utama BAKTI melakukan pengelolaan program Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Informatika.
Dengan model pengelolaan BLU, memungkinkan BAKTI memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang telah disempurnakan dengan PP Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU. (hh)