JAKARTA, biem.co – Penyediaan buku-buku bacaan berkualitas di sekolah menjadi faktor penting untuk mendorong minat dan kemampuan membaca siswa. Terlebih saat ini masih belum banyak tersedia buku-buku bacaan berkualitas untuk anak-anak kelas awal yang baru belajar membaca.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan Tanoto Foundation melalui program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (PINTAR) yang dilakukan di 28% sampel sekolah dan madrasah, hanya 9% sekolah yang memiliki inisiatif untuk menyediakan buku-buku bacaan non-buku paket.
Hal itulah yang mendorong pihaknya menggandeng Room to Read untuk memberikan hibah buku-buku bacaan yang ramah anak.
Untuk tahap pertama, ada 17.880 buku bacaan dihibahkan untuk 298 SD dan MI yang tersebar di lima provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jambi, Riau, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.
“Buku-buku bacaan ini disebut ramah anak, karena mulai teks, ilustrasi gambar, dan isi pesannya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak. Buku-buku ini dibuat berjenjang yang disesuaikan dengan kemampuan membaca anak, bukan berdasarkan jenjang kelas atau usia anak,” kata Saifullah Program Manager Provisi Education yang menjadi mitra operasional Room to Read Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima biem.co, Rabu (23/01).
Disampaikan Saiful, hingga Januari 2019, sudah ada 55 judul buku yang dikembangkan oleh Room to Read bersama para penulis dan ilustrator lokal.
Kemudian pada Maret 2019 mendatang akan disusul sebanyak 20 judul cerita anak terbaru. Isi cerita yang dikembangkan disebut akan bervariasi dan banyak mengambil dari kisah rakyat berasal dari beberapa daerah di Indonesia.
“Seperti halnya kisah Persahabatan Putri Pandan Berduri cerita lokal dari Kepulauan Riau atau I Belog yang mengambil karakter anak dari Bali dan cerita Gatot Kaca,” ujarnya.
“Buku-buku yang dikembangkan Room to Read di Indonesia berfokus pada penjenjangan level rendah. Teks ceritanya mulai dari beberapa kalimat pendek sampai beberapa kalimat yang bervariasi dengan ilustrasi yang sangat baik yang membuat anak tertarik untuk membaca buku,” tambah Saiful.
Sementara itu, Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation Stuart Weston mengatakan, hibah buku ini juga dilakukan guna memantik pengelola sekolah menciptakan ragam kegiatan untuk mendorong minat membaca siswa.
“Lebih dari 4.100 kepala sekolah, guru, pengawas, dan komite sekolah sudah kami latih untuk berinisiatif mengembangkan ragam program budaya baca. Mereka juga difasilitasi untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami isi buku,” tukasnya.
Yang juga penting, lanjut Stuart, para pengelola sekolah perlu bekerja sama memikirkan penyediaan buku-buku bacaan secara berkelanjutan. Buku-buku tersebut juga harus mudah diakses oleh siswa sehingga dapat membangkitkan ketertarikan mereka untuk membaca.
Diketahui, tahun 2019 ini Tanoto Foundation menargetkan lebih dari 160 ribu buku bacaan yang ramah anak akan dihibahkan ke 440 sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR. (hh)