Kabar

Masyarakat Bojonegara Tolak Galian Tambang yang Dilakukan Perusahaan BUMN

KABUPATEN SERANG, biem.co — Masyarakat di sekitar Gunung Lempuyang, kawasan Bojonegara, Kabupaten Serang, menolak adanya aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT Waskita Beton Precost.

Hal tersebut menyusul pantauan dari kaki Gunung Lempuyang, yang menunjukan adanya aktivitas perakitan alat berat oleh PT Waksita Beton Precost untuk pembuatan pondasi sampai dengan stone crusher yang sudah siap untuk digunakan.

Masyarakat Desa Ukirsari yang terdapat lima kampung didalamnya  seperti Kampung Kejuruan, Merapit, Keranden, Tanggul dan Kampung Kubangwatu bersikeras menolak adanya aktivitas pertambangan.

Ari Daelami salah seorang masyarakat yang menolak pertambangan tersebut mengatakan kepada awak media bahwa, pada tanggal 9 Juli 2019, PT Waskita yang didampingi pihak Kepolisian, TNI, Kecamatan dan Desa melakukan studi analisis mengenai Dampak lingkungan (Amdal) kepada masyarakat di Masjid Al-Musyarofah Kampung Kejuruan.

“Hasil dari musyawarah yang kita lakukan dengan mengundang beberapa stake holder seperti pihak Kecamatan, Desa, dan masyarakat sekitar menolak pertambangan tersebut untuk beraktivitas,” ujar Ari kepada awak media, Kamis, (11/07/2019).

Pihak masyarakat yang terdapak termasuk dirinya merasa sangat risau serta was-was dengan adanya aktivitas galian tersebut.

“Kita merasa aktivitas itu semua sangat membahayakan bagi lingkungan sekitar,” katanya.

Berdasarkan histori yang Ari paparkan, Gunung Lempuyang memiliki sejarah yang perlu di perhitungkan, pada masa penjajahan, Gunung Lempuyang digunakan oleh para ulama setempat untuk mengintai penjajah.

Di samping itu, dari sisi spiritual juga terdapat makam kramat yang sering di ziarahi oleh masyarakat sekitar yang terletak diatas Gunung Lempuyang.

Menurutnya, dampak dari pertambangan yang dialami oleh petani persawahan juga rawan banjir bila saat memasuki musim penghujan.

“Sudah merusak persawahan hingga gagal panen, kami mohon perhatian dan kepedulian dari instansi terkait, agar perusahaan milik BUMN tersebut diberhentikan,” pungkasnya. (Iqbal/red)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button