Kabar

Tuntut Izin PLTPB di Padarincang Dicabut, Masyarakat dan Mahasiswa Akan Lakukan Longmarch ke Jakarta

KOTA SERANG, biem.co – Perlawanan masyarakat dan mahasiswa Padarincang yang dilakukan sejak tahun 2017 untuk menolak proyek Geothermal terus menggaung dan bersuara. Pada hari Jum’at (6/9) mendatang direncanakan akan ada aksi longmarch ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta.

Aksi tersebut guna menolak adanya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Gunung Prakasak, Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

“Bentuk aspirasi dari temen-temen mahasiswa didukung juga oleh masyarakat, untuk menyampaikan aspirasi ke Kementerian SDM dengan tuntutan mencabut izin PLTPB Padarincang,” kata Kordinator Aksi Longmarch, Hendra Wibowo, saat ditemui di UIN SMH Banten.

Lanjut Bawel, sapaan akrab Hendra, sebelum longmarch ini beberapa aksi telah dilakukan di Pemprov Banten maupun di Padarincang, seperti memblokir jalan, serta istighosahan.

“Sebelumnya ada upaya-upaya yang sudah kita lakukan selama ini, seperti aspirasi lewat demonstrasi ke provinsi. Cuman selalu tanggapannya melemparkan ke pusat seakan-akan pemerintah daerah lepas tangan,” imbuhnya.

Selain itu dirinya menyebut longmarch tanggal 6 mendatang akan dimulai dari pagi, start di UIN Banten. Menjelang pemberangkatan, pihaknya akan bersilaturahmi kepada ulama yang ikut serta dalam penolakan geothermal Padarincang.

“Yang fix ikut longmarch nanti ialah mahasiswa sebanyak 11 orang serta ada juga warga yang ikut, tapi belum dipastikan berapa jumlahnya, juga ada aliansi dari SAPAR (Serikat Perjuangan Rakyat) yang mana masyarakat sudah tidak ingin negosiasi dengan pihak perusahaan karena memang setiap kita melakukan audiensi selalu saja ada alibi-alibi yang lain,” terangnya.

“Kita akan ke kementerian. Selain itu ada rencana ke istana juga sama presiden. Kita menuntut cabut izin PLTB. Kalau enggak digubris itu nanti kita diskusikan kembali sama masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengaku, sebelumnya tahun 2018 sempat dilakukan aksi juga di provinsi, kemudian bapak Wakil Gubernur Banten memberikan sikap bahwa kebijakan pemerintah provinsi akan tetap mengikuti keinginan dari masyarakat Padarincang.

“Namun setelah itu setelah keesokan harinya, muncul berita di koran bahwa pernyataan dari Gubernur Provinsi Banten, Pak Wahidin menyatakan bahwa proyek geotermal lanjut. Terus ini kan membuat kebingungan dari masyarakat sendiri ini bagaimana antara gubernur dan wakil kok tidak sama sikap,” pungkasnya. (Juanda)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button