Sosok

“Station of Shoe”, Solusi Perawatan Sepatu, Tas, dan Topi Bagi Kaum Milenial

KOTA SERANG, biem.co – Fashion menjadi hal penting bagi beberapa orang agar dapat tampil menarik, terlebih bagi para kaum milenial yang tak segan-segan menguras isi dompetnya untuk membeli sepatu, tas, dan topi dengan brand ternama untuk memenuhi kebutuhan fashion dirinya.

Namun, produk dengan brand ternama sekalipun memiliki umur pemakaian, dimana suatu saat produk tersebut dapat rusak ataupun warna yang mulai memudar.

Melihat persoalan tersebut, Herwanto (31) coba merintis usaha kecilnya dalam bidang perawatan, khususnya untuk sepatu, tas, dan topi sebagai solusi dari persoalan tersebut.

“Para kaum milenial di Kota Serang kini sudah otomatis memakai sepatu-sepatu yang berkualitas dan tergolong branded. Di situ kadang mereka suka bingung cara perawatannya, makanya saya coba hadirkan cara perawatan sepatu yang tepat dan benar,” kata Herwanto saat diwawancarai kru biem.co di toko miliknya.

Sebelum merintis usahanya, Herwanto sempat bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan roti yang ada di daerah Modern, Cikande selama dua tahun. Dari situ dirinya mulai mengumpulkan modal untuk mendirikan usaha yang kini bernama “Station of Shoe”.

Usaha yang ia rintis sejak tahun 2016 tersebut beralamat di jalan Jl. Raya Pandeglang, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten. Ia menyediakan jasa cuci sepatu, repaint sepatu, sol sepatu, custom sepatu, cuci tas, repaint tas, repair tas, termasuk repaint jaket dan cuci helm.

Hingga hampir tiga tahun berjalan, dirinya mengatakan antusiasme para pengguna jasa ‘Station of Shoe’ cukup mendapatkan respon yang baik. “Untuk member sendiri sudah lumayan banyak yang sering datang, nota di kita saja sudah di kisaran 10.000 lembar,” ujarnya.

Pria yang sempat aktif sebagai Mahasiswa Pecinta Alam di Lead Adventure Universitas Serang Raya (Lentera Unsera) tersebut juga menyebutkan bahwa usaha yang menyisir semua kalangan di Kota Serang, sebagian besar dari pengguna jasanya adalah masyarakat umum.

“Kalau yang datang ke kita sih banyaknya masyarakat umum, untuk kalangan mahasiswa masih kisaran 10%,” tuturnya.

Banyaknya pesaing yang mendirikan usaha serupa dipandang Herwanto sebagai pemacu dirinya bersama timnya untuk dapat lebih kreatif, inovatif, serta lebih memberikan pelayanan terbaik dari yang terbaik kepada pengguna jasa.

“Pesaing alhamdulilah banyak, jadi banyak temen, suka saya dengan adanya para pesaing,” katanya.

Tantangan yang dihadapi menurutnya sejauh ini masih belum ada yang berarti, namun dirinya mengakui kesulitan yang dihadapi dalam bisnisnya tersebut adalah mendapatkan bahan baku penunjang.

“Soalnya bahan baku yang kita punya kebanyakan dari luar Banten, apalagi cat terbaik kita impor dari US, tapi kita tetap berusaha untuk men-stok bahan baku itu,” ungkapnya.

Semetara itu, harga yang ditawarkan kepada para pengguna jasanya cukup bersahabat, hingga saat ini dirinya mengaku dalam tiga bulan terakhir pendapatan yang masuk berkisar pada 13 juta hingga 15 juta per bulannya.

“Kalau pendapatan kotor sih ada dikisaran 13 juta sampai 15 jutaan,” pungkasnya. (Iqbal)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button