KOTA SERANG, biem.co — Meski angka pengangguran di Provinsi Banten mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun masih menjadi yang tertinggi di Indonesia.
“Pengangguran kita, Agustus 2019 ini relatif lebih kecil ketimbang Agustus 2018. Turun sekitar 0,4 poin, dari 8,52 persen menjadi 8,11 persen. Tapi angka tersebut masih menjadikan pengangguran Provinsi Banten tertinggi se-Indonesia, selanjutnya Jawa Barat,” kata Adhi Wiriana, Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Banten, Selasa (5/11/2019).
Menurutnya hal ini terjadi karena dari Februari hingga September masih terjadi kemarau panjang, sehingga para petani terpaksa tidak bisa menanam kalau tidak ada air.
“Industri yang ada di Banten, seperti Krakatau Steel kemarin banyak melakukan pemecatan dan juga ada peralihan dua industri di Tangerang Selatan, sehingga pengangguran meningkat,” ucapnya.
Sementara pengangguran tertinggi di Banten disandang oleh Kabupaten Serang, akan tetapi sudah mengalami perbaikan. Pada tahun lalu 12,58 persen sekarang 10,65 persen.
“Kenapa besar? Karena di Kabupaten Serang kawasan industri, sehingga banyak pendatang dari luar daerah yang ingin mencari kerja. Sementara yang datang belum tentu diterima semua,” katanya.
“Ini dikarenakan kebanyakan lulusan SMK tidak match dengan industri yang ada. Saran saya SMK ini kurikulumnya dirombak,” sambung Adhi.
Adhi mengatakan alangkah baiknya SMK diarahkan ke wirausaha baru dan disesuaikan dengan revolusi generasi industri 4.0.
“Selain SMK, perguruan tinggi juga masih 0,14 persen penyumbang pengangguran. Sekarang ini bagaimana perguruan tinggi supaya diterima pasaran kerja sesuai kebutuhan,” tutupnya. (juanda/red)
