biem.co — Sebagai mahkluk sosial, kita tentu tak akan bisa menghindari stres yang datang. Seringkali stres dapat mengganggu kinerja seseorang hingga berlanjut pada depresi. Kendati demikian, stres juga memiliki manfaat.
Parapeneliti mengklasifikasi stres menjadi dua, yaitu distress yang mengacu kepada stres negatif (seperti perceraian). Serta eustress yang mengarah pada hal positif (mendapatkan beasiswa).
Seperti studi yang dipublikasikan Psychoneuroendocrinology, bahwa stres ringan seperti eustress dapat melindungi tubuh dari penuaan dan penyakit. Berikut manfaat lain stres yang dilansir dari nationalgeographic.grid.id.
Memperkuatan Ikatan
Menurut Kathleen Gunthert, profesor psikologi dari American University, stres dapat menjadi kunci kesehatan secara keseluruhan, alias membantu hubungan interpersonal.
“Hubungan sosial merupakan salah satu faktor protektif melawan masalah fisik dan mental,” pungkas Gunhert. Ketika seseorang merasa dicintai dan dipahami orang lain, ia tidak merasa terisolasi sendiri.
Baca Juga
“Berbagi cerita pada kelompok tertentu dimana kita aktif menjadi relawan, atau di tempat kerja, membuat orang-orang merasa lebih baik karena salaing terhubung secara emosional dengan kesedihan orang lain dan saling menguatkan,” jelas Peter Vitaliano, profesor ilmu psikiatri dan perilaku di School of Medicine University of Washington.
Meningkatkan Motivasi
Stres ringan mampu memotivasi hidup. Contohnya saat deadline skripsi atau tugas di kantor, dapat mendorong seseorang menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat karena diburu waktu dan standar dari dosen pembimbing dan atasan.
Membuat Seseorang Bijaksana dan Membangun Ketahanan Diri
“Menggunakan stres untuk menghadapi kekhawatiran dan tantangan , dapat mendukung seseorang untuk menghadapinya, juga membantu mengatasimasalah dan bukan menghindarinya. Dan saat mampu mengahadapi satu diantaranya, Anda akan lebih percaya diri untuk menanganinya jika muncul kembali,” tutur Allison Berwald, pekerja sosial bersertifikat di New York.
Stres mampu menyokong seseorang dengan membangun kepercayaan diri di masa depan.
“Dengan peningkatan ketahanan dan kepercayaan diri, seseorang cenderung merasa mampu mengendalikan situasi mental mereka,” sahut Vitaliano. (rai)