biem.co — Telah menjadi persoalan kita bersama bahwa depresi ialah masalah mental yang tak bisa dianggap remeh. Bahkan dalam kondisi yang lebih akut, depresi dapat mengakibatkan timbulnya penyakit mematikan.
Umumnya orang yang mengalami depresi tak mengindahkan pola hidup sehat, seperti makan makanan berkolestrol tinggi, selalu mengurung diri di rumah alias tubuh kurang bergerak. Tentu perilaku ini menyebabkan banyak penyakit muncul.
Berikut 9 penyakit yang disebabkan oleh depresi, seperti dilansir dari Healthline.
Diabetes
Depresi dapat memicu diabetes hadir, baik diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 dapat muncul dalam beberapa cara berbeda.
Penderita diabetes sering merasakan perubahan suasana hati dan mengalami depresi membuatnya lebih sulit untuk mengobati dirinya, makan makanan yang tepat dan tak mengindahkan kebiasaan sehat.
Para peneliti percaya bahwa depresi dan diabetes memiliki alur yang sama, termasuk penyebab genetik, hormonal, dan imunologi.
Penyakit Jantung
Depresi dapat mempersulit makan secara tepat dan bergizi, berolahraga atau minum obat. Hal ini dengan mudah membuat penyakit jantung hinggap. Orang dengan penyakit jantung menderita gangguan suasana hati.
Menurut American Heart Association, 33 persen orang yang mengalami serangan jantung berakhir dengan depresi. Keduanya saling beriringan.
Depresi yang menyebabkan penyakit jantung dan begitu pula sebaliknya. Meningkatnya risiko penyakit jantung juga lebih tinggi di antara orang yang mengalami depresi.
Kelainan Tiroid
Kelenjar tiroid seseorang berfungsi mengatur metabolisme tubuh mereka. Hipertiroidisme dan hipotiroidisme dapat menyebabkan depresi, meskipun sangat umum ketika memiliki kadar tiroid yang rendah.
Gejala gangguan tiroid dapat dideteksi jika rambut rontok, bertambah atau berkurang berat badan, kelelahan dan merasa kedinginan.
Lupus
Depresi umumnya dikaitkan dengan penyakit auto imun dan lupus memacu sistem kekebalan tubuh Anda untuk menyerang organ dan jaringan lainnya.
Lupus menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel otak dan saraf yang dapat berkontribusi pada depresi. Gejala-gejalanya adalah demam tinggi, kelelahan, nyeri sendi, atau ruam.
HIV/AIDS
Pasien dengan HIV/AIDS pasti harus menjalani skrining depresi, karena HIV/AIDS juga penyakit dengan gangguan auto imun yang mana belum ditemukan obat pastinya.
Mengalami HIV/AIDS juga dapat dikaitkan dengan depresi. Menurut American Psychiatric Association, virus HIV dapat langsung merusak otak yang mengarah ke depresi atau demensia HIV.
Multiple Sclerosis
Depresi ialah gejala paling umum dari multiple sclerosis. Multiple sclerosis dapat merusak bagian otak yang terlibat dalam pengaturan suasana hati.
Depresi juga bisa diakibatkan oleh perubahan hormon dan perubahan sistem kekebalan tubuh akibat multiple sclerosis.
Infeksi
Ada banyak infeksi seperti influenza, herpes dan hepatitis C yang dapat dikaitkan dengan depresi. Infeksi lain yang disebut TBC menyebabkan pengembangan beberapa antidepresan.
Kanker
Ketika Anda depresi, maka dapat meningkatkan sel-sel kanker berkembang bahkan lebih ganas. Perasaan sedih, marah atau cemas pada pasien kanker biasanya dapat menjadi normal.
Namun, depresi klinis umum dirasakan pasien kanker, terutama orang-orang dengan kanker gastrointestinal, yang mempengaruhi lambung atau pankreas dan memiliki kemungkinan yang meningkat untuk mengalami depresi.
Oleh karena itu, mari olahraga terartur, makan makanan bergizi, ikut beberapa kegiatan postif dan bercerita bila ada masalah, agar jauh terhindar dari depresi dan stres. (rai)