Kesehatan

Penyebab Utama Bunuh diri: Depresi dan Stres, Berikut Perbedaannnya

biem.co — Masih hangat kasus bunuh diri seleb Korea, Sulli, mantan personil girl band f(x) beberapa waktu lalu? Menurut alkpop.com, hal tersebut lantara dirinya mengidap depresi. Ada pula media yang menyatakan karena stres dengan cibiran di sosial media. Namun, tahukan kamu perbedaan depresi dengan stres? Simak penuturannya.

Meski memiliki gejala yang sama, namun keduanya berbeda. Depresi ialah masalah mental yang membuat penderitanya merasakan sedih dalam waktu lama dan dapat memicu bunuh diri. Sedangkan stres umum dialami oleh setiap orang dan memiliki makna berbeda bagi setiap orang. Baik masalah pekerjaan, keuangan, keluarga dan masih banyak bentuk lainnya.

Seperi dilansir dari nationalgeographic.grid.id, psikiater dr. Dimitrios Paschos menyatakan bahwa depresi merupakan kondisi yang memiliki efek dan gejala yang jelas dan dikategorikan sebagai sebuah penyakit. Lain halnya dengan stres, yang sering diremehkan kehadirannya.

Stres sendiri sulit diartikan karena sesuatu yang dianggap mudah oleh seseorang sebagai tugas sehari-hari bisa menjadi penyebab stres bagi yang lainnya. Stres pula bukan isilah yang biasa digunakan dalam dunia medis, namun stres dapat didefinisikan sebagai sebuah kecemasan.

Menurut ahli farmasi, Kevin Leivers menyatakan bahwa depresi merupakan kelainan kesehatan mental sementara stres bukan.

“Depresi adalah kesedihan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dan membutuhkan perawatan. Sementara stres terbentuk dari tekanan emosional dan mental.”

“Secara signifikan saat mengidap depresi, mood Anda selalu buruk dan itu memengaruhi kehidupan sehari-hari. Sementara, stres hanyalah salah satu pemicunya,” papar Dr. Jane Devenish, ahli farmasi dari NHS Standards and Services.

Depresi harus segera ditangani oleh bantuan para ahli, baik ditangani oleh obat-obatan atau terapi.

Jika sobat biem melihat teman atau keluarga yang menunjukkan tanda-tanda depresi seperti menarik diri dari lingkaran sosial atau masyarakat, mengabaikan hal-hal yang biasanya disukai, dan selalu putus asa, hindari menghakimi mereka.

“Hal terbaik yang harus dilakukan adalah memastikan para  pengidap depresi tahu bahwa Anda peduli dan dapat bercerita kapan saja,” ujar Devenish. (rai)

Editor: Irwan Yusdiansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button