KOTA SERANG, biem.co — Banyaknya lahan kritis di area perbukitan yang tersebar di Kota Serang mengakibatkan Ibu Kota Provinsi Banten rawan akan bencana longsor.
Ada sekitar 2.187, 25 hektare (ha) yang mengalami kondisi kritis. Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Ipiyanto, adanya galian C menjadi salah satu penyebabnya.
“Kalau ada izin kan dari distamben akan melakukan kajian, banyak juga kondisi yang melakukan pengupasan sudah lebih tinggi dari jalan. Izinnya kan tidak boleh lebih dari jalan,” katanya, Jum’at (10/1/2020).
Sementara itu, dari data tahun 2017 yang diterima, peta sebaran lahan kritis di Kota Serang tersebar di Cilowong dengan spesifikasi agak kritis 288, 79 ha kritis 474, 20 ha dan sangat kritis 110, 14 ha dengan total 873, 13 ha.
Untuk wilayah Sepang lahan kritis ada 68, 21 ha, agak kritis 49,94 ha dan sangat kritis 19, 66 ha dengan total 137, 81 ha. Kemudian Taktakan ada 32, 34 ha lahan dengan spesifikasi agak kritis dan Umbul Tengah 164,64 ha agak kritis.
Kemudian untuk daerah Pancur dengan spesifikasi agak kritis 127,91 ha, kritis 21, 87 ha, sangat kritis 85,56 ha dengan total 236, 33 ha. Kemudian di Sayar kritis 450, 85 ha, agak kritis 162,61 ha dan sangat kritis 129,54 ha, dengan total 743 ha.
“Artinya kritis, agak kritis dan sangat kritis karena lahan perbukitan kondisinya lereng. Misal di daerah perbukitan ada pembangunan tapi tidak menyesuaikan penataan lingkungan yang ada, ini sangat berisiko,” pungkasnya. (Iqbal/red)