Tidur
Di lorong gelap mata tak lelap tidur
Hati diguyur cemas
Bagaimana jika di dalam peti mati?
Dapatkah cahaya menghapus takut?
Barangkali kita perlu belajar
Mengukur diri dengan tidur
Indramayu, 2018
Ketidakpastian
Batu padat di keningmu
Esok akan mencair atau malah membeku
Seringkali ketidakpastian terjadi
Hidup pun menduga-duga
Menafsir kata-kata
Satu kata yang terucap
Lenyap melayap diserap dan diresap
Kita mengecap-ngecap.Tak
Ada yang didekap.
Kedap
Indramayu, 2018
Berita Rasul
Sebuah batu kakbah di tengah gurun
Siapa yang membangun?
Dikelilingi para pemuja
Tuhan batu. Batu Tuhan.
Gajah-gajah mendatangi padang pasir
Kerikil panas berhamburan dari langit
Kekecewaan yang dalam
Mengagumi kerja burung
Sejak itu, pohon kurma berbuah
Dalam hidangan para pembesar
Adakah yang mengira?
Kafilah datang dan pergi
Sebuah kaum mendusta
Jazirah, di Jazirah Arab
Tuhan memberi berita. Kedatangan
sang Rasul. Pembawa kita bsuci.
Terberkati. Pengikut kenabian
Indramayu, 2018
Bumi Baru
Adam turun ke bumi baru
Anak-anaknya telah berkumpul
Menunggu sang ayah
Membuka pintu
Bukan-bukan aku, katanya
Gagang pintu masih berkilat
Meloncat memukau mata
Di balik pintu sebuah kebun
Lautan anggur mengguyur
Kepada seorang anak lelaki yang duduk
Di bawah pohon Rhododendron
Adam mengajaknya bicara
Ia enggan sepertinya. Tapi anak-anak yang lain
Mengharap.Wajahnya penuh ratap
Bukalah, pinta mereka
Pintu terbuka
Lelaki itu menawarkan gagasan
Berbagi kebahagiaan
Menuangkan perasan anggur ke cangkir-cangkir
Mereguk nikmat bersama. Di bumi yang baru
Indramayu, 2018
Faris Al Faisal lahir dan tinggal Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Puisinya pernah mendapat Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi dan pernah juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret. Tersiar pula puisi-puisinya di media lokal, nasional, dan Malaysia. Buku puisi terbarunya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018).