LEBAK, biem.co – Empat pemuda yang baru saja turun dari Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline di Stasiun Rangkasbitung harus berurusan dengan Polisi di posko Covid-19. Waduh ada apa nih?
Usut punya usut, tenyata empat pemuda asal Pandeglang yang terdiri dari TR (20), UP (22), ER (20) dan TS (23) kedapatan membawa obat keras berjenis excimer dan tramadol.
“Saat akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, ke empat remaja asal Kabupaten Pandeglang itu gerak geriknya mencurigakan. langsung di tanyakan identitasnya terus langsung diamankan di pos dan digeledah isi tasnya oleh kepolisian dan TNI, dan terdapat obat-obat terlarang sebanyak 5.000 butir,” ujar petugas BPBD Lebak, Hendi yang berjaga di posko, Selasa (16/06/2020) malam.
Redaksi biem pun menanyakan kebenaran informasi tersebut, sebagai konfirmasi lanjutan ke Kasat Narkoba Polres Lebak, AKP Asep Jamal, melalui sambungan telepon. Dan ia membenarkan. “Mereka ini sepulang dari jakarta berasal dari luar Lebak dan turun di Stasiun Rangkasbitung, ketika digeledah oleh petugas, di dalam tasnya ada ribuan obat-obatan tanpa izin edar. Berdasarkan pengakuannya, ada yang untuk dipakai sendiri dan ada pula yang akan diedarkan di Pandeglang,” jelasnya, Rabu (17/6/2020).
Ia melanjutkan, saat ini keempat remaja tersebut tengah menjalani pemeriksaan di Polres Lebak. Atas perbuatanya, mereka terancam dijerat Pasal 196 dan 197 UU no 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar dapat dikenakan sanksi hukuman pidana hingga 15 tahun penjara.
“Masih kita lakukan pemeriksaan intensif,” pungkasnya.
Wah bagaiamana nih tanggapan sobat biem? Jangan diikuti yah. Yuk galakkan kata say no to drug. (EMR/red)
