LEBAK, biem.co – Sobat biem, sejumlah mahasiswa Lebak yang tergabung dalam Cipayung Plus Lebak menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemerintahan Kabupaten Lebak, Rabu (7/10/2020).
Aksi unjuk rasa tersebut mengkritisi soal kepemudaan dan penanganan bencana di Lebak. Aksi yang awalnya tertib berujung rusuh dan terjadi baku hantam antara para pendemo dengan aparat kepolisian yang berjaga. Akibatnya, ada salah satu orang mahasiswa yang pngsan akibat bentrokan tersebut.
Koordinator Aksi Cipayung Plus Lebak, Nunu Ahmad sangat menyayangkan sikap pihak kepolisian yang terlalu arogan, padahal aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa hanya untuk menyampaikan aspirasi saja.
“Tidak ada dalam rencana kami untuk melakukan aksi dengan cara anarkis, akan tetapi, yang melakukan dorongan pertama adalah pihak polisi yang seharusnya menjaga bukannya bertindak kasar. Malahan ada beberapa teman kami (mahasiswa) yang dipukuli dan ada juga yang dibawa masuk ke dalam pos penjagaan,” ujar Nunu.
Ia menjelaskan, jika saat ini peserta aksi unjuk rasa yang pngsan tersebut sudah dibawa ke RSUD Adjidarmo untuk mendapatkan perawatan dan visum. Pihaknya pun mengaku akan melakukan pelaporan terhadap kejadian tersebut.
“Akan kami laporkan beserta bukti visum. Karena hal ini sudah sering terjadi dan dialami oleh mahasiswa. Kami meminta pihak kepolisian Polres Lebak untuk bertanggung jawab akan hal ini,” katanya.
Untuk diketahui, dalam demonstrasi tersebut puluhan mahasiswa menuntut Pemda Lebak untuk melakukan evaluasi penanganan kebencanaan, dan juga melibatkan elemen mahasiswa dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW). (Sandi)