CILEGON, biem.co — Disaat semua warga Negara Indonesia sepakat untuk menolak adanya politik uang atau money politic dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2020, di Kota Cilegon, justru ditemukan adanya indikasi praktek upaya tersebut.
Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh salah satu warga RT 06, RW 03, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon.
Pasalnya, kepada wartawan pria yang mengaku bernama Tomi ini mengaku, bahwa dirinya baru saja menemukan pelanggaran berupa money politic yang diduga dilakukan oleh salah satu tim pemenangan atau relawan salah satu paslon di Pilkada Cilegon.
Dirinya mengaku, pada Senin, 7 Desember 2020, di datangi oleh dua orang yang berupaya untuk melakukan suap, dengan iming-iming uang sebesar Rp150 ribu, untuk memilih salah satu Paslon.
“Sekitar jam empat sore (16.00 WIB), datang dua orang pemuda, cewek dan cowok. Waktu itu saya sedang tidur, tiba-tiba ada yang ngetok (mengetuk) pintu rumah. Terus nanya nama saya untuk dicatat dan ngasih amplop yang isinya ternyata uang seratus lima puluh (Rp150) ribu,” kata Tomi, Selasa (8/12/2020) di kediamannya.
Dirinya sempat merasa kaget dan aneh dengan kedatangan kedua muda-mudi yang terlihat membawa sejumlah amplop dan sebuah buku yang berisi catatan nama-nama orang.
“Mereka juga nanya ke saya, ada berapa orang yang tinggal disini? Saya jawab aja ada saya, istri saya, dan anak saya yang masih kecil,” ujarnya.
“Setelah memberi amplop berisi uang pecahan lima puluh (Rp50) ribu rupiah sebanyak 3 lembar, lelaki yang mengenakan sweater dan wanita yang mengenakan kerudung berwarna cokelat itu bilang, jangan lupa pilih 01 yah, terus saya jawab InshaAllah,” jelasnya.
Dengan adanya upaya tersebut, dirinya mengaku akan membuat laporan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Cilegon, agar Pilkada Cilegon berjalan dengan bersih, jujur dan tidak diwarnai dengan politik uang. (Arief)
