KOTA SERANG, biem.co – Sobat biem, dunia pendidikan saat ini menghadapi banyak tantangan di tengah pandemi. Namun hal itu tak jadi alasan bagi para penggerak untuk berhenti peduli terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satu yang masih aktif berkontribusi untuk pendidikan hingga saat ini, terutama di pelosok daerah, adalah Indonesia Mengajar.
Selama 10 tahun perjalanannya, Indonesia Mengajar telah mengirimkan pemuda-pemudi terbaik untuk menjadi role model di 28 kabupaten se-Indonesia, mulai dari Aceh hingga Pegunungan Bintang, Papua.
“Jumlah Pengajar Muda ada 985 yang telah dikirimkan. Jadi, hampir 1.000 orang kita mengirimkan teman-teman Pengajar Muda ke 251 sekolah di berbagai kabupaten,” ungkap Managing Director Indonesia Mengajar, Haiva Muzdaliva, dalam Virtual Media Briefing ‘Cover Jingle NutriSari Berkolaborasi dengan Indonesia Mengajar untuk Indonesia Timur’, Senin (7/12/2020).
Bicara tantangan pendidikan di Indonesia selama 10 tahun Indonesia Mengajar bekerja, Haiva melihat semangat dari para penggerak pendidikan yang tinggu untuk tidak pernah lelah mengabdi.
“Orang-orang yang bekerja sama dengan kami di daerah-daerah tersebut, sampai sekarang banyak sekali muncul insiatif-inisiatif daerah yang dikelola oleh penggerak-penggerak pendidikan tadi. Ada Guru Jelajah, Festival Anak Sebatik, Festival Anak Natuna. Jadi, banyak sekali yang pada akhirnya mereka bekerja mandiri dan semangatnya enggak luntur selama ini. Kami lihat itu selama 10 tahun,” ujarnya.
Kendati demikian, dirinya menyadari bahwa tidak semua orang bisa menjadi Pengajar Muda dan terjun selama satu tahun untuk ditugaskan di pelosok negeri. Sehingga pada akhirnya, kata Haiva, pihaknya terus membuat ruang-ruang interaksi baru yang bisa memfasilitasi banyak orang untuk ikut terlibat.
Ruang-ruang itu, di antaranya Kelas Inspirasi, Taman Teman Bermain, Indonesia Menyala, Festival Puncak Papua, Festival Ikut Bekerja, RUBI, Tembok Pedia, Presiden Cilik Indonesia, FGIM, hingga IM Learning Institute.
“Yang pasti tantangan pandemi saat ini, kami juga terus membuat hal-hal baru. Salah satunya IM Learning Institute, di mana orang-orang dari Aceh sampai Papua bisa belajar satu sama lain melalui media online,” tandas Haiva.
Lebih dari itu, Haiva juga mengatakan, para relawan juga terus merintis gerakan-gerakan baru yang bisa memfasilitasi pendidikan, di mana hingga saat ini jangkauannya tidak hanya bekerja di 28 penempatan Pengajar Muda, tapi juga ada di 140 kota relawan Indonesia Mengajar.
“Tidak dikelola khusus oleh Indonesia Mengajar, tapi relawanlah yang mengembangkan itu seperti bola salju,” pungkasnya. (hh)