KABUPATEN SERANG, biem.co — Sidang Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar sidang pengukuhan guru besar (profesor) di Auditorium Untirta Sindangsari, Kabupaten Serang, Senin (24/5/2021).
Acara yang digelar secara hybrid (daring dan luring terbatas) ini mengukuhkan tiga orang guru besar pada bidang ilmu teknik. Ketiga profesor yang dikukuhkan, yakni Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, ST., MT; Prof. Dr. Eng., A. Ali Alhamidi, ST., MT; dan Prof. Dr. Ing. Ir. Asep Ridwan, ST., MT., IPM.
Fatah Sulaiman dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Teknik Kimia; Ali Alhamidi sebagai Guru Besar Bidang Teknik Ilmu Material; sementara Asep Ridwan sebagai Guru Besar Bidang Teknik Industri.
Dalam kesempatan itu, masing-masing guru besar yang dikukuhkan menyampaikan pidato sesuai dengan bidang keilmuannya.
Fatah Sulaiman yang juga menjabat Rektor Untirta, menyampaikan pidato dengan tema ‘Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri Menuju Eco-Industrial Park’.
“Desain simbiosis yang dimaksud adalah bagaimana aktivitas industri-industri yang ada dalam suatu kawasan harus didesain sebagai sistem ekologi industri. Di mana buangan dari suatu industri harus dijadikan sebagai bahan baku industri lain, begitu seterusnya sehingga tidak ada emisi yang terbuang,” paparnya.
Sementara Ali Alhamidi menyampaikan pidato dengan tema ‘Perilaku Material Logam Hasil Proses Severe Plastic Defirmation (SPD) dan Aplikasinya’.
“Bahan logam banyak sekali digunakan di industri otomotif, militer, serta penerbangan karena menawarkan keunggulan sifat mekanik dan sifat lain yang tidak dimiliki oleh bahan lain,” kata Alhamidi.
Menurutnya dalam tren sekarang, baik itu tren teknologi militer, aerospace dan otomotif, desain teknologi logam didorong agar lebih kompak dan slim, sehingga mampu menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi buang.
“Dan metode Severe Plastic Deformation (SPD) menjadi salah satu metode yang dapat memungkinkan semua itu terjadi. Metode ini bahkan lebih unggul dibandingkan metode lain dalam menghasilkan struktur nano,” ungkapnya.
Lalu pidato dengan tema ‘Model Six Sigma untuk Meningkatkan Kinerja Lean dalam Supply Chain di Pelabuhan’ disampaikan oleh Asep Ridwan. Asep menilai bahwa model Six Sigma dapat meningkatkan kinerja supply chain di pelabuhan sehingga menjadi lebih lean.
“Waste (pemborosan) yang berhasil diidentifikasi dan dimodelkan dalam penelitian saya adalah waktu tunggu kapal, kerusakan alat transportasi, kerusakan peralatan bongkar muat, kargo yang rusak, dan kargo yang hilang,” katanya.
“Semua kondisi (waste) itu dapat diatasi dengan skenario-skenario perbaikan melalui konsep Six Sigma. Biaya kualitas yang buruk pun akan dapat diturunkan dan akan meningkatkan lean setiap supply chain di pelabuhan secara real-time,” sambungnya.
Wah! Turut bahagia dan bangga ya, Sobat biem. Proficiat para profesor. Semoga para guru besar yang dikukuhkan dapat memanfaatkan ilmunya untuk kemajuan Indonesia. ^_^ (EJ)