KOTA SERANG, biem.co – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di area Stadion Maulana Yusuf, Kota Serang mengibarkan bendera putih sembari berjualan dagangan mereka. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes para pedagang lantaran Pemkot Serang memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Para pedagang mengeluhkan semenjak PPKM diberlakukan penghasilan mereka berkurang sangat signifikan, bahkan ada pedagang yang mengaku penghasilan mereka perharinya hanya Rp10 ribu rupiah.
Berdasarkan pantauan di lokasi, puluhan pedagang yang berjualan di sekitar stadion memulai aksinya sejak pukul 13.00 WIB. Mereka mengikat bendera putih pada gerobak jualan mereka.
Selain itu, mereka juga mengibarkan bendera putih dengan ukuran lebih besar yang diikat pada sebuah bambu dan di tempelkan pada pohon yang ada di sekitar stadion. Bukan hanya itu, mereka pun menggambar emot sedih dan menuliskan kata-kata yang berbunyi “Kapan PPKM usai,” pada bendera itu.
Salah seorang pedagang Jagung Susu Keju (Jasuke), Yuli mengatakan, sejak diberlakukanya PPKM Darurat oleh Pemkot Serang penghasilannya menurun sangat signifikan. Bahkan dalam sehari ia pernah hanya mendapatkan uang 10ribu rupiah.
Ia mengatakan, penurunan penghasilan tersebut diduga lantaran pembatasan jam operasional yang diberlakukan dan sepinya pengunjung di stadion lantaran takut pada aturan PPKM darurat. Bahkan tak jaran ia terpaksa membuang jualannya karena tidak ada yang membeli.
“Susah banget sampai nangis saya pulang, pedagang kuliner banyak tapi pengunjung engga ada,” Ujarnya.
Senada dengan Yuli, PKL lainnya Elan Jaelani mengaku sayang terdampak akibat diberlakukan PPKM darurat. Bahkan ia tidak sanggup untuk membayar uang sekolah anaknya satu tahun lamanya sejak pandemi. “Uang sekolah belum kebayar sampai sekarang,” Katanya.
Hal itu lantaran omzet jualannya menurun dari Rp700 ribu menurun hingga Rp300 ribu per harinya. Bahkan tak jarang ia harus menggunakan uang yang seharusnya untuk modal dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Tapi kalau sekarang, setelah adanya Covid-19 dan PPKM, paling sehari dapat Rp200.000, kalau lagi ramai Rp300.000 sampai Rp400.000, omzetnya. Kadang enggak cukup buat belanja,” jelasnya.
Lebih lanjut, para pedagang meminta agar pemerintah segera mencabut aturan PPKM Darurat agar kondisi perekonomian bisa kembali normal.