KampusOpiniTerkini

Santri Peduli, Lingkungan Asri : Membangun Budaya Bersih di Pondok Pesantren

Oleh : Firda Haryani, Mahasiswa Biologi Universitas Pamulang

BANTEN, biem.co – Pondok Pesantren merupakan salah satu Lembaga Pendidikan di Indonesia yang berfokus pada Pendidikan Islam. Namun di dalamnya tidak hanya menjadi tempat untuk menimba ilmu, tetapi Pesantren juga menjadi ruang pembentukan karakter dan pembiasaan nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Dimana di dalamnya terdapat banyak kegiatan yang mendukung tujuan tersebut. Salah satu nilai penting yang selalu diajarkan di lingkungan Pondok Pesantren ialah tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan seperti yang ada dalam potongan sabda Rasulullah S.A.W

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ»  yang artinya  “Kesucian (thaharah) adalah separuh dari iman.” (HR. Muslim no. 223).

Dan juga dalam hadits  بني الدين على النظافة  yang artinya : “Agama dibangun di atas kebersihan.”. Maka sudah sepatutnya Pondok Pesantren menjadi cerminan dari nilai-nilai keislaman yang telah diajarkan termasuk dalam hal menjaga kebersihan dan juga kelestarian lingkungan.

Ditengah tantangan zaman yang serba modern dan semakin kompleks, ternyata pencemaran lingkunganpun semakin meningkat, Pondok Pesantren dapat menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas bisa berkontribusi dalam menjaga bumi. Karena Pondok Pesantren memiliki potensi besar sebagai pelopor komunitas ramah lingkungan. Di Pondok Pesantren terdapat budaya piket santri setiap hari, piket santri setiap minggu, tandif akbar, pengelolaan sampah, serta pemanfaatan barang bekas menjadi karya yang bernilai, menjadi langkah kecil yang mempunyai dampak besar. Hal ini sejalan dengan Social Learning Theory dari Albert Bandura (1977) yang menyatakan bahwa manusia belajar melalui pengamatan dan peniruan. Ketika para santri menjalankan kegiatan ini -menjaga dan membersihkan lingkungan- dengan suka hati, bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban, sejatinya mereka sedang menanamkan rasa tanggung jawab terhadap bumi yang mereka tempati.

Kegiatan seperti piket harian membersihkan kamar, piket mingguan serta tandif akbar bukan hanya sekedar rutinitas semata. Tetapi justru ini adalah salah satu pembentukan karakter santri berlangsung secara nyata. Menurut Thomas Lickona, Pendidikan karakter adalah upaya sadar untuk membantu seseorang memahami, peduli dan bertindak berdasarkan nilai-nilai moral. Maka kegiatan seperti memilah sampah, daur ulang, hingga lomba kebersihan buan hanya membangun kebiasaan, tapi juga memperkuat karakter santri sebagai individu yang bertanggungjawab secara sosial dan ekologis. Ketika santri melihat dan ikut terlibat langsung dalam kegiatan kebersihan, mereka akan lebih mudah membentuk kebiasaan positif yang berkelanjutan.  Para santri diajak untuk belajar dan juga sadar bahwa lingkungan yang bersih tidak akan ada dengan sendirinya, tetapi perlu dijaga dan dirawat bersama-sama dan bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Membersihkan kamar, halaman pondok, bangunan kelas hingga toilet asrama dan umum bukanlah pekerjaan yang bisa dianggap remeh, tetapi bagian dari ibadah dan juga kontribusi nyata terhadap kelestarian lingkungan.

Begitupun dengan kantin yang ada di Pondok. Sebagai contoh, di Pondok Pesantren Daar El-Nuur mana kantin di pondok ini sudah meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai. Berangkat dari kesadaran bahwa penggunaan plastik sekali pakai dalam jangka Panjang dan berlebihan seringkali menjadi penyumbang utama pencemaran lingkungan. Maka dari itu di dalam lingkungan Pondok Pesantren ini mendorong penggunaan wadah makanan pribadi dan juga umum, membatasi penggunaan plastik sekali pakai, memanfaatkan barang bekas dengan melakukan daur ulang menjadi karya dan juga memilah sampah organik dan anorganik. Ini adalah satu langkah yang bisa dilakukan meski kecil tapi berdampak besar. Jika para santri terlibat aktif dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan Pondok, maka budaya ramah lingkungan ini akan terbentuk secara alami dan menjadi kebiasaan baik yang bisa dilakukan secara berkesinambungan.

Tidak cukup sampai disitu, Pondok Pesantren juga bisa melakukan inovasi melalui program 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) dengan cara-cara yang kreatif seperti daur ulang plastik bekas cemilan menjadi tikar, mengolah sampah dapur menjadi kompos dan masih banyak hal lainnya. Disamping itu para santri dilatih untuk berpikir secara kritis untuk bisa menelaah permasalahan yang ada dan juga kreatif serta solutif dalam menghadapi permasalahan lingkungan di Pondok Pesantren. Maka dari itu di sinilah Pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas tapi juga praktik langsung secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Tak hanya itu, penting juga untuk membangun ekosistem yang mendukung perilaku yang berkelanjutan. Hal ini menjadi penting untuk diingat bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari amanah kita sebagai khalifah (penanggung jawab) di bumi. Mengemban tugas dan amanah serta tanggungjawab sebagai pemelihara bumi. Ketika santri mulai tumbuh kepedulian meski dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang-buang air, sampai menjaga kebersihan lingkugan bersama maka harapan akan lingkungan yang aman, nyaman, bersih dan asri bukanlah hanya sekedar impian semata. Disamping itu juga harus didukung dengan pembangunan ekosistem dan lingkungan yang ramah misalnya seperti : penyediaan tempat sampah terpisah sesuai kategori di setiap titik pondok, adanya kader lingkungan yang aktif mengedukasi teman sebaya, serta bila memungkinkan bisa diadakan lomba kebersihan antar kamar atau asrama di Lingkungan Pondok Pesantren. Cara-cara seperti ini tak hanya menanamkan nilai, tetapi juga menciptakan rasa bangga, dan kepemilikan terhadap lingkungan pondok.

Budaya bersih dan cinta lingkungan yang ditanamkan sejak dini akan terbawa hingga para santri terjun ke masyarakat. Mereka akan menjadi pribadi yang tidak hanya taat secara spiritual, tapi juga bertanggungjawab sosial dan ekologis. Lingkungan Pondok Pesantren yang asri -bersih dan nyaman- akan menciptakan suasana belajar yang kondusif, menumbuhkan ketenangan batin, dan juga mencerminkan akhlak santri yang mulia seperti yang diajarkan oleh Pondok. Maka dari itu kesadaran untuk membangun budaya bersih di lingkungan Pondok Pesantren harus ditanamkan dari diri sendiri sejak dini untuk lingkungan Pondok yang lebih lestari. Selain itu, budaya santri yang terbiasa menjaga kebersihan lingkungan akan berdampak besar ketika mereka sudah terjun di lingkungan masyarakat, mereka akan menjadi generasi garda terdepan sebagai pemelihara lingkungan, yang tidak hanya taat secara spiritual dan juga sadar serta bertanggungjawab secara sosial dan ekologis demi keberlangsungan hidup di bumi. (Red)

Editor: admin

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button