SERANG, biem.co – Pedagang yang menempati food court dan stand pameran Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-XIII Provinsi Banten, mengeluhkan sepinya lapak dagangan mereka. Padahal, harga sewa yang dipatok sangat tinggi.
Akibat kondisi tersebut, pedagang di area food court dan stand pameran terancam merugi.
"Saya harus membayar stand Rp2 juta untuk area jualan seluas 1×2 meter persegi, sejak tanggal 7 sampai 11 April, sedangkan keadaannya pengunjung sepi," kata Yani seorang pedagang nasi di food court MTQ, Jumat (8/4/2016).
Kondisi itu diperparah dengan maraknya lapak pedagang liar yang buka berdekatan dengan area food court.
"Gak bayar apa-apa, paling biaya listrik saja ke pengelola stadion," kata Amel, seorang pedagang baju di luar area stand pameran dan food court.
Keberadaan pedagang liar itulah yang dinilai menjadi faktor utama pengunjung MTQ kali ini tidak hinggap di area stand pameran dan food court yang disediakan panitia.
"Kecewa kepada panitia, buktinya stand disini biasa saja tidak membeludak pengunjung. Pengunjungnya ketarik oleh pedagang liar di luar," kata Rini seorang pedagang sosis di area food court.
MTQ ke-XIII Banten dimulai sejak tanggal 7 hingga 11 April, di Kota Serang sebagai tuan rumah. Ratusan qori dan qoriah dari kabupaten dan kota di Banten diperlombakan di ajang kali ini, untuk memperebutkan tiket di MTQ nasional sebagai perwakilan Banten. (rizki)