biem.co — Pertama mengenali sosoknya yang anggun dengan tutur kata yang berkelas di televisi, lewat program talkshow populernya “Mata Najwa” di Metro TV. Semua mata seakan tak mau berpaling ketika melihat dirinya berlaga menyerang para petinggi negara dengan berbagai pertanyaan yang menukik dan tepat sasaran. Lawan bicaranya pun seakan duduk di kursi panas. Tak ada yang bisa berkelit atau menyembunyikan fakta. Semua akan terlihat transparan dan terbuka sesaat setelah lontaran maut Mbak Nana keluar.
Mbak Nana begitu beliau akrab disapa. Perempuan kelahiran Makasar, 16 September 40 tahun silam. Dari nama belakangnya Anda pasti akan mengenali bahwa Mbak Nana adalah salah satu anak Ulama Besar Indonesia, yaitu Quraish Shihab. Lahir dalam keluarga yang religius juga demokratis membuat Mbak Nana tumbuh menjadi perempuan yang skeptis dan terpelajar.
Mengawali karirnya pada 2001 sebagai jurnalis Metro TV menghantarkannya pada berbagai peristiwa yang memaksanya untuk terlibat langsung di dalam. Terutama liputan langsung jurnalis perempuan pertama itu saat Tsunami Aceh, menjadikannya salah satu news anchor dan jurnalis terbaik Panasonic Award dan Asian Televison Award serta berbagai pengahargaan lainnya.
Baca juga Catatan Najwa, Catatan Sosial Politik yang Menggelitik
Selain menjadi jurnalis, Najwa juga ditunjuk menjadi Duta Baca Indonesia (2006-2020) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan tugas utama menyebarkan minat baca ke penjuru negeri. Lulusan Hukum UI ini memeperoleh gelar LLM (Legal Law Mater) dari Melbourne Law School melalui beasiswa dari pemerintah Australia pada 2009.
Mbak Nana banyak mewancarai para penguasa dimulai dari Lurah sampai Presiden dan dari rezim satu ke rezim yang lain. Acara yang dipandunya Mata Najwa memasuki tahun yang ketujuh. Telah menginspirasi banyak masyarakat, bahkan 10 ribu sampai 20 ribu orang kurang lebih memadati talkshow langsung Mata Najwa yang digelar di berbagai daerah. Karena hal itu Mata Najwa mendapatkan rekor MURI bahkan dunia sebagai acara talkshow dengan penonton terbanyak. (rei)