Teknologi

Era Artificial Intelligence: Keterampilan Apa yang Kita Butuhkan di Masa Depan?

biem.co – Seorang Profesor Fisika Teoretis, Michio Kaku, menyatakan bahwa banyak orang bertanya padanya, “Pekerjaan apa yang dibutuhkan oleh manusia di masa yang akan datang, jika Artificial Intelligence dan Automatisasi sangat mendominasi semua lini pekerjaan?”

Menurut Kaku, meski komputer dengan transistor cerdas yang disebut Artificial Intelligence pernah memiliki “era emas” pada era pertama; eksplorasi ruang angkasa tahun 1960-an, dimana terdapat program crash saat itu untuk mengecilkan Transistor. Sekarang, sebagai konsekuensi dari pemasangan transistor di luar angkasa tersebut, kita memiliki apa yang disebut “zaman Internet”.

Lihatlah, semua barang yang ada di ruang tamu, mesin atau robot dan semua keajaiban telekomunikasi dari Internet, sebagian merupakan konsekuensi dari dorongan masa itu dalam upayanya memperkecil transistor di satelit luar angkasa.

Lalu, apakah AI dan Automatisasi (mesin) akan menguasai lini pekerjaan di masa depan? Mengingat, saat ini beberapa pekerjaan manusia sudah tergantikan oleh mesin dengan “kecerdasan buatan”nya.

Menurut Kaku, manusia di planet bumi tidak perlu khawatir, pekerjaan setengah terampil atau yang biasa disebut “semi-skilled” masih akan bersama kita selama beberapa dekade ke depan. Pekerjaan ini diantaranya tukang sampah, pekerja sanitasi, tukang pipa, polisi, tukang kebun, dan pekerja konstruksi. Kenapa? Hal ini karena bisa kita buktikan, bahwa robot tidak dapat mengambil sampah, Robot tidak dapat mendesain taman, dan Robot tidak bisa mengatasi kejahatan.

Kita semua tahu, meski AI dan Automatisasi (mesin) saat ini menggantikan beberapa pekerjaan manusia, kita tidak boleh lupa bahwa robot sangat buruk dalam “pengenalan pola”. Robot tidak dapat memperbaiki toilet kita, dan mereka mungkin tidak akan mampu melakukannya selama beberapa dekade ke depan.

Pentagon pernah mensponsori DARPA Challenge untuk membuat Robot Fukushima. Tugas mereka adalah mengadopsi keterampilan kita (manusia) hari ini dan membangun robot yang bisa membersihkan Fukushima. Hasilnya, mereka (robot) gagal.

Menurut Kaku, meski ke depan robot tidak bisa sepenuhnya menggantikan pekerjaan manusia, namun ke depan, ada beberapa pekerjaan yang harus dihindari manusia, diantaranya adalah pekerjaan perantara, misalnya, broker, teller dan akuntan tingkat rendah.

Misalnya, ketika kita pergi ke pialang saham kita tidak lagi membeli saham. Kita mungkin berkata kepada diri sendiri, “Itu bodoh, semua orang tahu ketika kita pergi ke pialang saham kita pasti membeli saham, (maksud saya) apa lagi yang akan kita beli?”  Yah, tidak. Kita tidak membeli saham ketika pergi ke pialang saham, kita dapat membelinya melalui jam tangan, gadget, atau komputer. Jadi mengapa repot-repot pergi ke pialang saham?

Perlu diingat bahwa kita pergi ke pialang saham adalah karena kita menginginkan sesuatu yang pialang saham lakukan dan tidak bisa dilakukan robot, dan itu adalah modal intelektual. Di dalamnya berarti ada pengalaman, kecakapan, kecerdasan, inovasi, bakat, kepemimpinan, dan Robot (AI) tidak mampu memiliki itu.

Jadi, kesimpulannya, pekerjaan di masa depan akan menjadi pekerjaan manusia dan tidak dapat dilakukan oleh robot adalah pekerjaan yang melibatkan pengenalan pola dan pekerjaan yang melibatkan akal sehat, serta pekerjaan perantara yang melibatkan modal intelektual dan kreativitas (produk dari pikiran).

Seperti yang sering disampaikan oleh Tony Blair, Inggris memperoleh lebih banyak pendapatan negara hari ini dari Rock ‘n’ Roll daripada Industri Pertambangan Batubara. Mengapa demikian? Karena penambangan batubara merupakan modal komoditas.

Soal komoditas, ya! kita akan terus membutuhkannya selama beberapa dekade, tetapi semua tahu bahwa harga komoditas terus jatuh setiap tahun.

Jadi, ini berarti bahwa pekerjaan yang bersifat intelektual daripada komoditas akan berkembang di masa depan. (EJ/sumber: bigthink)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button