biem.co — Selfie atau swafoto, adalah hal umum yang dilakukan oleh para pengguna smartphone. Bahkan, kebiasaan tersebut kini telah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat modern.
Seperti diketahui, selfie merupakan jenis potret diri yang juga diambil oleh diri sendiri. Kata ini pertama kali muncul di Instagram lewat hashtag #selfie yang digunakan oleh salah satu penggunanya pada 16 Januari 2011.
Sejak itu, kata selfie digunakan pada Instagram lebih dari 57 juta kali dan banyak dikenal masyarakat luas. Bahkan, kata tersebut sempat menjadi kata terpopuler di Inggris dan AS pada tahun 2013 versi Kamus Bahasa Inggris Oxford.
Lalu, mengapa orang gemar melakukan selfie, terutama kaum wanita?
Menurut Psikolog Diana Parkinson, selfie telah menjadi cara baru yang dapat diterima sebagai bentuk komunikasi.
“Ini adalah bentuk modern untuk mengekspresikan diri dalam menarik perhatian, karena saat ini kita lebih banyak melakukan komunikasi secara online. Begitulah cara kita menempatkan diri kita sendiri,” ungkap Diana, seperti yang dikutip dari Stylist.
Menurutnya, mencari perhatian merupakan naluri manusia yang tidak bisa dihindarkan. Dan hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang lumrah untuk dilakukan. Jika dahulu manusia melakukannya lewat lukisan, maka saat ini berubah media dalam potret diri di jejaring media sosial.
“Itu adalah evolusi alami,” sambungnya.
Senada dengan Diana, Salma Prabhu, Psikolog Klinis asal India, juga menganggap selfie sebagai alat terbaik untuk memproyeksikan diri.
“Selfie adalah upaya untuk menunjukkan kepada dunia betapa kerennya Anda,” tukas Salma, yang dikutip dari Times of India. Ia dan ahli media sosial pun setuju bahwa selfie berakar pada kebutuhan untuk menarik perhatian.
“Anak-anak muda mencari kepuasan instan,” tandasnya.
Saat ini, hampir semua smartphone telah dilengkapi dengan fitur kamera. Maka, mengambil foto selfie dan mengunggahnya di jejaring sosial sangat mudah dilakukan.
Sementara itu, dalam artikel yang dipublikasikan di Psychology Today, Pamela Rutledge, Psikolog dan Direktur Media Psychology Research Center, menyebut wanita muda adalah populasi terbesar dalam melakukan aktivitas selfie dan mengunggahnya di jejaring sosial.
Namun menurutnya, keinginan memotret, memposting, dan mendapatkan “likes” dari situs jejaring sosial merupakan hal yang wajar pada setiap orang.
“Keinginan ini dipengaruhi rasa kita pada hubungan sosial. Hal ini sebetulnya sama dengan saat orang mengatakan betapa bagus baju yang kita kenakan. Secara biologis, pengakuan sosial merupakan kebutuhan, bahkan ada area pada otak yang dikhususkan untuk aktivitas sosial,” pungkasnya. (HH)