Kabar

293 Pedofil Berkedok Wisatawan Masuk ke Indonesia

biem.co – Yayasan Alit dan Lentera Anak Bangsa menguak data bahwa sedikitnya 293 pedofil masuk ke Indonesia sejak tahun 2014. Eksploitasi seksual umumnya dilakukan jaringan paedofil yang berkedok wisatawan. Data tersebut disampaikan di kantor Gubernur Bali, di Renon, Denpasar, Selasa (30/7/2019).

Melansir dari tribunnews.com, Ketua Yayasan Alit, Gunardi, menyebutkan banyaknya pedofil yang ‘menyamar’ sebagai wisatawan bisa merusak pariwisata di Indonesia, termasuk Bali. Dalam acara yang bertajuk ‘Selasa Pariwisata’, di kantor Gubernur Bali, di Renon, Denpasar, Bali, Selasa (30/7/2019).

Hal lain yang dibahas adalah persoalan umum di bidang kepariwisataan. Pertemuan yang berlangsung di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali itu juga menyinggung isu eksploitasi seksual anak di sektor pariwisata.

Eksploitasi anak di sektor pariwisata menjadi perhatian Yayasan Alit dan Lentera Anak Bangsa. Gunardi mengaku prihatin karena masih ditemukannya kasus eksploitasi seksual yang menimpa anak-anak. Menurutnya, eksploitasi seksual umumnya dilakukan jaringan pedofil yang berkedok wisatawan. Mengutip data yang dirilis Pemerintah Australia, Gunardi menyebut, sedikitnya 293 paedofil masuk ke Indonesia sejak tahun 2014.

Realita tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan bagi Bali sebagai daerah tujuan wisata dan tempat wisata lainnya. “Jika tidak segera ditangani, hal ini kita khawatirkan akan merusak citra pariwisata Bali. Karena beberapa negara yang konsen terhadap perlindungan anak menunggu keseriusan kita dalam upaya mencegah terjadinya ekploitasi seksual pada anak, khususnya di sektor pariwisata,” jelasnya.

Yayasan Alit dan Lentera Anak Bangsa juga mendesak pemerintah untuk merancang sebuah regulasi lebih jelas yang mengatur Child Protection Policy. Langkah ini akan memberi keyakinan bagi negara-negara internasional mengenai keseriusan pemerintah mencegah eksploitasi seksual terhadap anak.

Di sisi lain masih melansir dari laman sama, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan bahwa saat ini Bali memang menghadapi sejumlah permasalahan krusial yang butuh penanganan serius.

“Masalah anak yang tadi dijelaskan hanya salah satunya, ada persoalan lain yang bisa menjadi bom waktu jika kita tidak segera tangani,” katanya.

Salah satu persoalan serius yang saat ini tengah dihadapi sektor pariwisata Bali adalah persaingan tidak sehat dalam penyediaan akomodasi pariwisata. Selain berdampak pada kebocoran pajak, keberadaan villa yang jauh dari jangkauan pengawasan juga berpotensi menimbulkan persoalan lain seperti menjadi tempat persembunyian pedofil yang menyamar sebagai wisatawan.

Disamping itu, masyarakat di kawasan wisata juga terkesan berlomba menyediakan akomodasi murah tanpa mempertimbangkan dampak sosial. Oleh karena itu, Cok Ace ingin menggugah kepekaan semua pihak agar ikut tanggap dan peduli untuk mengatasi persoalan ini.

“Ini jadi PR kita bersama dan tak bisa diselesaikan secara instan,” pungkasnya. (Iqbal)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button