biem.co – Polusi udara ternyata tidak hanya menimbulkan berbagai masalah kesehatan kronis seperti masalah pernapasan, iritasi saluran napas, asma, ginjal dan kanker saja.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology menyebutkan, polusi udara ternyata juga dapat berdampak pada bobot berat badan tubuh kita.
Hal tersebut diketahui lewat laporan Times of India pada Rabu, (13/11/2019). Adapun hasil itu diketahui setelah para peneliti melakukan studi ini pada tikus percobaan.
Di mana, mereka mengekspos sekelompok tikus hamil dan anak-anaknya pada area yang sangat berpolusi selama beberapa minggu, sementara sekelompok lainnya menghirup udara segar dan bersih.
“Setelah 19 hari ditemukan bahwa tikus yang terpapar polusi udara menghadapi masalah berikut ini: paru-paru mereka meradang, kadar kolesterol LDL melonjak hingga 50 persen, kadar resistensi insulin juga melonjak,” tulis studi tersebut.
Sementara itu di sisi lain, tikus yang terpapar polusi ekstrem juga mengalami kenaikan berat badan usai delapan minggu, meski kedua kelompok ini diberi makanan yang sama.
Kenaikan bobot itu dipercaya disebabkan oleh adanya inflamasi atau peradangan dalam tubuh.
Meski studi tersebut dilakukan pada tikus, tetapi efek buruk polusi udara pada kesehatan manusia tidak tentu tidak dapat disangkal lagi.
Karenanya, ini bisa menjadi alasan mengapa Anda harus mengurangi paparan polusi udara.
Caranya dengan memakai masker setiap kali keluar rumah dan menggunakan pembersih udara atau air purifier di dalam rumah. (Eys)