KOTA SERANG, biem.co — Pemkot Serang tepati janji menyejahterakan guru ngaji grabadan, pemandi jenazah, dan marbot Masjid. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberian simbolis honor tiga profesi non formal tersebut oleh Wakil Wali Kota Serang, Subadri Ushuludin dalam rangkaian rangkaian agenda Maulid Nabi Muhammad di kantor Kecamatan Walantaka, Selasa (3/12/2019).
“Kegiatan ini di samping memperingati Maulid, juga dirangkaikan dengan sosialisasi Serang Siaga 112 sekaligus simbolis pemberian honor guru ngaji marbot dan pemandi jenazah,” ujarnya.
Pencairan honor ini dilakukan sekaligus untuk tiga bulan, terhitung sejak Oktober hingga Desember ini.
“Honor ini dirapel dari tiga bulan yang lalu. Yaitu sejak Oktober, November. dan juga bulan Desember,” katanya.
Untuk besarannya, Subadri mengatakan bahwa setiap profesi dibedakan antara satu dengan yang lainnya.
“Honor bagi guru grabadan, yaitu sebesar Rp200 ribu per bulannya. Sedangkan untuk pemandi jenazah dan marbot Masjid, masing-masing Rp100 ribu per bulannya,” imbuhnya.
Mengenai besaran yang akan ditambah, Ia mengaku masih memikirkan hal tersebut.
“Mungkin nanti bisa ada penambahan. Tapi harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan kita. Yang penting jangan lihat nilainya, namun lihat bagaimana pemerintah sudah memperhatikan keberadaan mereka,” tuturnya.
Sementara, Camat Walantaka, Karsono, menyatakan bahwa di tempatnya memimpin terdapat sekitar 29 marbot Masjid.
“Marbot di Walantaka ada sekitar 29 orang. Tapi kalau guru ngaji grabadan maupun pemandi jenazah, itu datanya saya agak lupa. Ada di Pak Sekretaris Camat,” ujarnya.
Ia mengatakan mengenai besaran nilai honor yang diberikan oleh Pemkot Serang, sudah sangat membuat masyarakat bahagia. Karena menurutnya, baru kali ini pekerja non formal seperti mereka, mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Tentu mereka merasa dihargai. Karena selama ini pemda belum pernah menganggarkan untuk itu. Jadi mereka merasa sangat bahagia dan dihargai,” pungkasnya.
