KOTA SERANG, biem.co – Fasilitator Google Gapura Digital Chrisma Wibowo menyebut masih banyak tantangan yang dirasakan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk go digital.
Menurut Chrisma, banyak pelaku UMKM yang menganggap bahwa digital marketing merupakan dunia baru yang sulit dipelajari. Belum lagi, untuk menguasainya membutuhkan waktu yang tak sedikit.
“Berasanya susah duluan, enggak sempat. Paham, sih, memang banyak UMKM yang menjadi CEO, chief of everything, yang semuanya dikerjain sendirian. Jadi, ketika ada sesuatu yang baru kewalahan,” ungkap Chrisma dalam wawancara bersama biem.co, baru-baru ini.
Kendati sulit dipelajari, Co-Founder BangunDigdaya.com tersebut menyampaikan, bukan berarti tak ada jalan keluar. Ia pun menyayangkan ketika ada produk bagus, tetapi terkendala di promosi.
“Sebenarnya mereka bisa mengajak kerja sama anak muda, bisa anak SMK, anak kuliahan. Mereka adalah agen jembatan digital online,” ujarnya.
Kolaborasi yang kurang maksimal itulah yang dinilai Chrisma menjadi kendala berkembangnya UMKM dalam hal digital marketing. Padahal, kata Chrisma, UMKM menyumbangkan 63 persen pendapatan domestik untuk negara.
“Kita punya pasar yang kuat, produsennya juga kuat. Cuma itu, usahanya tidak terstruktur dengan baik. UMKM bisa bikin produk bagus, tinggal pemasarannya. Anak muda punya serapan teknologi yang lebih bagus, nah tinggal kolaborasi,” tandasnya.
Chrima optimis apabila kolaborasi tersebut berjalan maksimal, para pelaku UMKM akan bisa berkembang pesat dengan waktu yang cepat.
“Butuh waktu cepat kalau anak mudanya ikutan turun. Mereka yang punya skill bisa membagikan ilmunya kepada UMKM. Saya kira itu lebih cepat ketimbang UMKM belajar sendiri, ngerjain sendiri. Sekarang saatnya ekonomi berbagi, apa yang kita bisa, kita bantu, kita bagi,” tutur pemilik nama asli Raden Chrisma Ali Hestiwibowo tersebut.
“Kalau itu dilakukan, bisa berkembang cepat kurang dari setahun. Kalau sudah begitu, hati-hati banget, siap-siap (melejit),” pungkasnya. (hh)
