PANDEGLANG, biem.co — Sobat biem, dalam rangka menyambut tatanan normal baru atau new normal, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M), Prodi Pendidikan Guru Olahraga (Pendor) dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PAUD) dan STKIP Syekh Manshur menyosialisasikan permainan tradisional ke berbagai desa di Pandeglang.
Kepala P3M STKIP Syekh Manshur Minhatul Ma’arif mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di dua prodi tersebut.
“Sosialisasi permainan tradisional dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dalam mengaplikasikan beberapa mata kuliah yang selama ini dipelajari secara daring, yaitu permainan anak pada Prodi PAUD dan permainan anak tradisional pada Prodi Pendidikan Olahraga,” kata perempuan yang biasa dipanggil Mia tersebut, Senin (13/7/2020).
Lebih lanjut, Mia menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat tepat dilakukan dalam menyambut new normal sebagai alternatif bagi anak-anak usia dini dalam mengisi waktu luang. Selama ini, hasil riset P3M menunjukkan ketergantungan anak terhadap gawai di masa pandemi sangat tinggi.
“Saya berharap kolaborasi kedua prodi tersebut dengan mata kuliah yang serupa dapat membantu permasalahan pada anak usia dini di masa pandemi ini,” kata ibu satu anak ini.
Terakhir Mia menjelaskan, kegiatan sosialisasi permain tradisional ini dilakukan oleh mahasiswa dan dosen di lingkungannya masing-masing dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kaprodi Pendor, Idris Supriadi menambahkan, permainan anak tradisional merupakan salah satu mata kuliah favorit pada Pendidikan Olahraga. Mata kuliah tersebut mampu merevitalisasi permainan tradisional yang kini sudah mulai tergeser oleh gawai.
“Goal dari mata kuliah ini saya ingin mahasiswa dapat merevitalisasi dan mensosialisasikan permainan tradisional di lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan bermain permainan tradisional seperti lompat karet, bentengan, congklak, engkle dan lain sebagainya akan mampu mengembangkan saraf motorik anak asal dilakukan secara rutin,” ujarnya.
Baca Juga
Senada diungkapkan Kaprodi PAUD, Badri Munawar, ia berharap kegiatan ini mampu mengalihkan kebiasaan bermain gawai pada anak usia dini serta menjadi alternatif bagi orangtua di masa new normal agar tidak dengan mudah memberikan gawai pada anak-anak sebagai pengalihan dari sikap emosionalnya.
“Saya berharap anak-anak usia dini tidak memfokuskan dirinya dengan smartphone, karena hal itu dapat membuat anak bermalas-malasan ketika waktunya belajar. Untuk itu, harapan besar saya kepada orangtua, yaitu mereka dapat memberikan pemahaman kepada anak agar tidak dibiasakan diberi gadget sebagai alat untuk mengalihkan perhatian anak ketika menangis, marah-marah, atau ketika orang tua sibuk,” tandasnya. (red)