biem.co – Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik menjadi hal penting yang mesti dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jantung maupun pembakaran kalori, salah satunya dengan olahraga. Namun, teknis olahraga bagi para diabetisi sendiri patut pula diperhatikan.
Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, dr. Dyah Purnamasari mengatakan, masing-masing pasien diabetes memiliki spektrum klinis derajat keparahan penyakit diabetes yang berbeda-beda. Sehingga, kebutuhan dan jenis olahraganya pun berbeda.
“Pasien-pasien yang gula darahnya masih cenderung tinggi, di atas 250, biasanya kita sarankan untuk menurunkan dulu. Kenapa? Karena kalau tidak diturunkan dulu gula darahnya dan dia langsung aktif berolahraga, yang terjadi akan lemas. Maka, untuk pasien seperti ini turunkan dulu gula darahnya sampai di bawah 200,” ungkap Dyah dalam acara ‘Meet the Doctor: Tips Cegah Diabetes dan Merawat Diabetesi di Rumah’ yang digelar secara daring, Jumat (6/11/2020).
“Kalau gula darahnya kurang dari 100, jangan segan-segan makan snack dulu sebelum olahraga,” sambungnya.
Untuk jenis olahraga pun, disebut Dyah perlu ada penyesuaiakan. Terlebih untuk pasien yang sudah memiliki gangguan kesehatan selain diabetes. Menurutnya, jika treatment olahraga bagi pasien kronis tidak diatur maka akan sangat membahayakan.
“Secara umum bisa melakukan olahraga intensitas sedang, kalau bisa minimal lima kali seminggu, minimal 30 menit sekali olahraga. Tapi untuk pasien-pasien dengan kondisi tertentu, misal sudah ada komplikasi kronis atau sudah ada gangguan ginjal, membutuhkan tim fisioterapis untuk menyesuaikan jenis olahraga yang cocok untuk pasien-pasien tersebut,” terangnya.
Sementara itu, untuk penderita yang bertubuh bugar, Dyah memperbolehkan untuk melakukan olahraga dengan intensitas yang lebih berat.
“Kalau pasiennya masih muda dan enggak memiliki gangguan apa pun, gula darahnya juga bagus, boleh melakukan aerobik dengan intensitas yang berat, tapi tetap dibatasi,” pungkasnya. (hh)