LEBAK, biem.co — Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Komisariat UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menggelar aksi unjuk rasa, mendesak Pemkab Lebak untuk secepatnya memperbaiki kekurangan Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Lebak.
Salah satu kekurangan yang diminta oleh Kumala agar segera diperbaiki adalah minimnya tenaga pengajar, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Di Kabupaten Lebak masih kekurangan 4.698 guru. Dengan rincian tingkat SD kekurangan 3.250 guru, dan SMP kekurangan 1.448 guru. Bahwa kebutuhan guru SD sebanyak 6.850. Padahal, guru SD sekarang hanya 3.600, sehingga kekurangannya ialah 3.250 guru SD,” ujar Koordinator Lapangan, Ade Firman di depan Museum Multatuli, Senin (1/2/2021).
“Sedangkan kebutuhan guru SMP sekarang yang ada 1.398, sehingga SMP kekurangan 1.448 guru. Hal ini belum ditambah dengan guru yang akan pensiun pada tahun 2021,” imbuhnya.
Selain minimnya tenaga pendidikan, di Kabupaten Lebak juga masih minim sekolah untuk para penyandang disabilitas atau Sekolah Khusus (SKh).
“Sedangkan jumlah SKh hanya tiga sekolah. Tentunya penyandang disabilitas haruslah menjadi perhatian pemerintah guna mendapatkan pendidikan yang layak sesuai amanat Undang-undang,” tuturnya.
Selain itu, sarana seperti komputer untuk kebutuhan belajar para siswa, serta koneksi internet di masing-masing sekolah juga masih memiliki kekurangan.
“Di Kabupaten Lebak juga masih ada daerah blank spot dan kekurangan sarana komputer. Dari jumlah 773 SD, yang terkoneksi internet sebanyak 658 SD dan blank spot 117 SD. Sementara ketersediaan komputer di SD baru 720. Untuk 215 SMP, yang terkoneksi internet 166 SMP dan blank spot 49 SMP,” pungkasnya.