Opini

Eko Supriatno: Gebrakan Konkret untuk Pandeglang

biem.coSenin, 26 April 2021, Gubernur Banten Wahidin Halim melantik Bupati Pandeglang Irna Narulita dan Wakilnya Tanto W Arban di Pendopo Gubernur Banten. Pelantikan Wakil Bupati Pandeglang Irna Narulita dan Wakilnya Tanto Arban dilakukan secara virtual karena masih dalam masa Pandemi Covid-19.

Kita perlu mengucapkan selamat kepada para kepala daerah terpilih, dan mengapresiasi pelaksanaan proses pilkada serentak telah dilaksanakan 9 Desember 2020 lalu.

Melihat pelaksanaan yang berlangsung cukup damai, bolehlah kita bernafas lega dan berbangga hati, akan tetapi, para kepala daerah yang terpilih perlu kita ingatkan supaya betul-betul menunaikan janji yang mereka tawarkan kepada masyarakat pada masa kampanye.

Janji kampanye adalah kontrak politik yang harus ditunaikan

Saat berkampanye, Irna Narulita-Tanto Warsono Abran punya visi dan misi yang disampaikan kepada warga Kabupaten Pandeglang.

Visi misi mereka ke depan adalah ‘menjadikan Kabupaten Pandeglang berkah berdaya saing dan sejahtera’ dengan 12 program unggulan:

Pertama, Jakamantul (Jalan Kabupaten Mantap Betul) adalah program yang difokuskan membangun jalan kabupaten pada akses pertumbuhan ekonomi dan akses vital lainnya.

Kedua, Pangling (Pandeglang Peduli Stunting) adalah program aksi pencegahan stunting bagi masyarakat Pandeglang yang diselaraskan dengan program nasional.

Ketiga, Pro Kampus adalah program untuk menurunkan tingkat putus studi salahsatunya dengan bantuan beasiswa.

Keempat, Genius (Gelar Seni Unggulan Sekolah) adalah program pengembangan model sekolah seni budaya khas Pandeglang.

Kelima, Kampung Asri adalah program merubah kampung kumuh menjadi perkampungan pedesaan yang asri dan indah.

Keenam, Prima (Program Realisasi Investasi Mantap dan Aman) adalah program fasilitasi dan layanan investasi bagi seluruh aspek perizinan usaha secara prima, cepat, tepat dan akurat.

Ketujuh, Bedah Rumah adalah program membantu masyarakat miskin mewujudkan impian rumah layak huni.

Kedelapan, Imah Barudak adalah program pembangunan rumah singgah untuk anak terlantar yang membutuhkan.

Kesembilan, Petani Berkoporasi adalah program pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi.

Kesepuluh, Geopark dan Desa Wisata adalah program pembangunan desa wisata yang mengangkat potensi geologi, ekologi dan budaya lokal.

Kesebelas, Enterpreneur Perikanan adalah program penyiapan wirausahawan dalam bidang perikanan.

Dan Keduabelas, Sigampang (Sigambaran Pandeglang) adalah program Aplikasi Webgis yang memudahkan calon investor dengan informasi tentang potensi Pandeglang dalam bentuk peta.

Masa kampanye sudah usai, saatnya menepati janji.

Segera lupakan kemenangan dalam arti apa pun karena 3,5 Tahun tidak lebih dari 1.275 hari.

Jumlah yang repot ketika dieja satu-satu, tetapi jumlah yang terlalu sedikit bila digunakan untuk menyelesaikan persoalan Pandeglang yang sangat pelik ini.

Pandeglang bukan tempat yang menyenangkan untuk berlama-lama bagi sebuah pesta-pora.

Irna-Tanto segeralah bekerja, jangan sekali-kali cederai janji serta kepercayaan masyarakat. Tunjukkan bahwa anda berdua adalah pemimpin panutan masyarakat Pandeglang.

Berhentilah pada pencitraan gaya kemarin karena pencitraan berikutnya sangat tergantung pada kesungguhan Irna-Tanto bekerja.

Karena Irna-Tanto merupakan petahana. Tentunya banyak bahan evaluasi kinerja selama periode sebelumnya sehingga akan lebih memudahkan langkah-langkah kebijakan ke depannya.

Sekali lagi perlu kiranya diingat, bahwa masa jabatan dan waktu yang mereka miliki untuk menunaikan janji itu sangatlah terbatas, yakni hanya 3,5 tahun atau 1.275 hari. Dalam perspektif ini, maka seorang kepala daerah tidak bisa bersikap trialerror dalam menjalankan tugas, melainkan harus segera mampu mengidentifikasi persoalan daerah, menentukan skala prioritas, dan mendeterminasi capaian yang ingin diraih selama masa kepemimpinan mereka.

Mereka harus membuat perencanaan strategis yang efektif, efisien, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan secara riil bagi kepentingan masyarakat.

Sejak hari pertama berada di kantor, seorang kepala daerah harus tahu persis apa yang akan dikerjakan dan apa yang ingin dia raih.

Begitupun selanjutnya, mereka harus merancang peta jalan (roadmap) dan portofolio kinerja dalam hitungan minggu, bulan, semester, dan tahun sampai hari terakhir mereka berada di kantor.

Tidak boleh ada waktu yang berlalu secara sia-sia. Kita harus memperingatkan, terutama mereka yang menjadi pendatang baru, untuk dapat mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebaik-baik mungkin, bukan sekedar membuat formalitas dokumen yang asal jadi.

Menurut penulis, apa yang akan dilakukan Bupati Pandeglang Irna Narulita dan Wakilnya Tanto Arban dalam gebrakan 100 hari pertama juga akan sangat bergantung sejauhmana kerja tim transisi yang telah disiapkan.

Pentingnya Irna-Tanto menyelaraskan seluruh kebijakan dengan visi misinya dan yang harus dilakukannya ialah menerapkan skala prioritas dan urgen. Diantaranya ialah konsolidasi pelembagaan dan penguatan birokrasi.

Disamping merancang perencaan strategis yang baik, kepala daerah hendaknya juga mempersiapkan personil birokrasi yang dipandang mampu melaksanakan visi-misi yang sudah mereka tawarkan. Hal ini tentu saja harus dilaksanakan secara profesional, obyektif dan meritokratis.

Penentuan jabatan birokrasi harus dihindarkan dari politik balas jasa atau rekapitalisasi modal pilkada dengan menjual posisi jabatan dengan imbalan uang. Penentuan jabatan harus didasari betul oleh perhitungan kapasitas pejabat yang akan ditunjuk. Persoalan ini perlu betul-betul kita perhatikan karena dalam pelaksanaan pilkada serempak tempo hari, masih tetap menyisakan beberapa persoalan yang mengganjal. Persoalan utama masih berpusat disekitar sistem rekrutmen kandidat oleh partai politik yang nir-meritokratik.

Menunggu Gebrakan Konkret

Ada banyak harapan masyarakat Pandeglang terkait pembangunan. Wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan seperti Cegog, Leuwibalang maupun Patia, masih minim perkembangan pembangunan.

Mengingat Kabupaten Pandeglang masih menjadi salah satu kabupaten tertinggal di Provinsi Banten, belum mampu bangkit dari garis kemiskinan, kondisi infrastruktur belum memadai, pendidikan yang belum layak, dan lain-lain. Kerusakan jalan menjadi persoalan utama di Kabupaten Pandeglang. lagi persoalan jembatan rusak dan tumpukan sampah yang kerap ditemukan di pinggir jalan.

Pada periode kedua ini, seharusnya Irna-Tanto lebih fokus dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) terutama di sektor industri.

Kini, masyarakat Pandeglang mengharapkan kebijakan yang mengejutkan dalam konteks positif. Artinya, Irna-Tanto meluncurkan gebrakan konkret untuk lebih mendinamisasikan masyarakat. Bukan tanpa alasan, masyarakat menunggu gebrakan tersebut karena ingin melihat bukti nyata terkait dengan visi misi dan janji saat pasangan itu berkampanye.

Dalam situasi demikian tidak ada pilihan lain bagi Irna-Tanto kecuali bersikap tegas, fokus, serius, dan bertindak’profesional’, tentu atas dasar ‘pelayanan publik’ yang berorientasi rasa keadilan bagi masyarakat.

Masyarakat menunggu bukti nyata atas janji Irna-Tanto. Tidak perlu program yang tidak membumi, dan publik sulit mencernanya, tapi cukup menyelesaikan persoalan yang terlihat jelas, dan bisa saja dianggap sebagai pekerjaan rumah (PR). Misal dimana masyarakat akan sangat membutuhkan aksi nyata tentang pemulihan Covid 19, soal protokol kesehatan, kemudian program vaksinasi. Semua membutuhkan akselerasi dan gebrakan pimpinan daerah.  Jika pimpinan daerah bisa mengendelikan wabah, kemudian membangkitkan kembali dinamika ekonomi, akan memperoleh kepercayaan masyarakat lebih tinggi.

Kita semua menunggu gebrakan kebijakan Irna-Tanto bagi Pandeglang, sehingga benar-benar bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin dan calon pemimpin daerah lain untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Sekali lagi, jika pemkab bisa mewujudkan 12 program gebrakan tersebut maka sejarah Pandeglang akan mencatatnya. Gebrakan Konkret untuk Pandeglang dari Irna-Tanto!


Tentang Penulis

Dosen Fakultas Hukum dan Sosial UNMA Banten.
Eko Supriatno

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button