Kabar

67 Persen Generasi Muda Optimis terhadap Masa Depan Indonesia

biem.co — Good News From Indonesia (GNFI) melakukan Survei Indeks Optimisme 2021. Pada survei tahun ini, GNFI bekerja sama dengan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), untuk mengukur seberapa optimistis generasi muda terhadap masa depan Indonesia.

Survei ini bertujuan untuk mengukur bagaimana dampak pandemi Covid-19 yang telah mengubah perilaku, kebiasaan, dan dinamika kehidupan masyarakat di tengah pandemi. Di mana perhatian tertuju pada lima isu utama, di antaranya Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, dan Politik dan Hukum.

“Survei yang kami rilis tiap tahun ini, memberikan kita insight isu-isu apa saja yang membuat anak muda kita optimis dan sebaliknya. Media seperti GNFI bisa memainkan peran untuk mendorong critical thinking bagi audiens kami dalam melihat kedua fenomena tersebut,” kata Pendiri dan Pemimpin Redaksi GNFI, Akhyari Hananto, dalam Peluncuran dan Diskusi Hasil Survei Indeks Optimisme 2021 melalui Zoom Meeting, Jumat (13/8/2021).

Hasilnya, generasi muda merasa optimis terhadap masa depan Indonesia dengan net index 67,0 persen. Kemudian, berdasarkan lima sektor yang diteliti, tingkat optimisme paling tinggi berada pada sektor pendidikan dan kebudayaan dengan net index 83,9 persen.

Sektor berikutnya adalah kebutuhan dasar dengan net index 75,1 persen. Di tengah perlambatan ekonomi dan terbatasnya peralatan medis akibat dampak pandemi Covid-19, sektor ekonomi dan kesehatan mampu mencatatkan net index sebesar 64,5 persen. Selanjutnya, sektor kehidupan sosial mencatatkan net index sebesar 50,5 persen.

“Salah satu tantangan kita dari sisi sosial adalah masalah keragaman. Keragaman yang sangat tinggi di Indonesia itu masih dirasakan sebagai tantangan dan tidak menjadi kekuatan. Keragaman dalam preferensi menjadi tekanan sosial dan mengurangi kebebasan berpendapat bagi anak-anak muda saat ini,” ujar Pakar Sosiolog dan Akademisi, Robby Muhammad.

Terakhir, bidang politik dan hukum menjadi sektor dengan tingkat optimisme paling rendah. Sektor ini hanya mencatat net index 28,1 persen, dengan klasifikasi rendah.

“Saat kita mendesain survei ini ada perdebatan soal, ‘apa itu optimisme?’ Apakah kita mau pakai optimisme yang besar dengan negara Indonesia akan menjadi negara yang kuat, atau optimisme yang sifatnya efikasi? Akhirnya kita bagi dua. Hasilnya sungguh di luar dugaan saya. Ternyata efikasi berbasis kemampuan itu tinggi semua termasuk soal kebutuhan dasar dan akses pendidikan tinggi semua, sedangkan optimisme yang sifatnya soal hukum dan pemerintahan itu ternyata rendah,” ucap Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI & Peneliti Komunikasi Media, Kunto Adi Wibowo.

“Dengan hasil ini saya tidak khawatir dengan anak muda di Indonesia karena mereka punya kemampuan dan kepercayaan diri bahwa mereka mampu melakukan sesuatu walaupun mereka punya penilaian kurang optimis terhadap pemerintahan,” tambahnya. (hh)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button