biem.co — Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) naik setelah ditinggalkan Amien Rais yang mendirikan partai baru. Hal ini berdasarkan survei yang dirilis Indonesia Political Opinion terkait Refleksi Penanganan Pandemi dan Dampak Konstelasi Politik 2024, Sabtu (14/8/2021).
Dalam rilis hasil survei tersebut, PAN berada di urutan ketujuh dengan elektabilitas sebesar 5,8 persen di bawah PKB yang mendapatkan persentase elektabilitas 7,5 persen. Sebagai partai yang masuk dalam kategori menengah, elektabilitas PAN naik cukup signifikan jika dibandingkan hasil survei IPO sebelumnya pada April 2021 yang hanya 2,2 persen.
Sedangkan untuk partai kelas atas, terlihat PDI Perjuangan masih menjadi partai politik yang menduduki peringkat pertama dengan persentase elektabilitas sebesar 19,5 persen, kemudian diikuti Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem pada posisi lima besar.
Kenaikan elektabilitas PAN ini ditengarai karena sentimen negatif terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Publik merasa tidak puas dengan kinerja Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan para pembantunya di kabinet, sehingga partai yang berada di luar koalisi seperti PAN dan Demokrat justru mendapatkan simpati dari publik yang menjadi responden dari survei,” demikian disampaikan Catur Nugroho, Peneliti Utama IPO.
Sebagaimana diketahui, hasil survei IPO menunjukkan publik merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi dengan angka sebesar 52 persen.
Kehilangan sosok Amien Rais yang merupakan pendiri PAN ternyata tidak berpengaruh sama sekali terhadap elektabilitas partai, bahkan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan juga mendapatkan kenaikan popularitas dan elektabilitas berdasarkan survei IPO terkait keterpilihan tokoh yang potensial untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Terkait persaingan partai politik yang memiliki haluan Islam, PKB menjadi partai yang memiliki elektabilitas tertinggi dibandingkan PAN, PKS, dan PPP. Terjadi perubahan pada tingkat keterpilihan partai politik, di mana PKS mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini seiring dengan peningkatan perolehan angka keterpilihan pada PAN yang berhasil unggul dari PKS dan mendekati perolehan angka keterpilihan PKB.
Dari beberapa nama Ketua Umum Partai yang masuk dalam 20 nama tokoh potensial dalam Pilpres 2024, nama AHY yang menjabat Ketum Partai Demokrat secara mengejutkan mampu melampaui elektabilitas Prabowo Subianto, Ketum Gerindra.
“Konflik yang melanda Partai Demokrat ternyata justru melambungkan nama AHY dalam tingkat keterpilihan tokoh potensial untuk maju pada Pilpres 2024,” tutur Catur.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan terkait baliho yang banyak dipasang di berbagai tempat masih belum mampu terangkat popularitas dan elektabilitasnya. Airlangga hanya mendapatkan angka 2,5 persen, sedangkan Puan Maharani stagnan di angka 0,9 persen. (red)