Dalam ajaran islam, Nabi selalu berpesan agar muslim selalu memberikan perhatian khusus kepada kaum miskin, lemah dan tersingkir. Janda-janda adalah gambaran kelompok masyarakat yang lemah dan memiliki keterbatasan ekonomi.
Tanpa harus mengutip ayat-ayat Al qur’an. Pesan-pesan kenabian terhadap umat juga tidak pernah mengabaikan seruan perhatian terhadap kaum miskin dan lemah.
Hampir di setiap ajaran agama perhatian-perhatian khusus terhadap kaum miskin, lemah selalu dilakukan.
Menggerakkan Kedermawanan Sosial
Membela kaum miskin bermakna bahwa kita harus menjadi pendorong untuk menggalang kedermawanan (solidaritas) sosial.
Kepedulian untuk menolong sesama perlu dibangkitkan kembali. Tanpa ada kedermawanan sosial yang kuat niscaya kita akan kesulitan membantu sesama.
Pemerintah tak akan sanggup bekerja sendirian tanpa bantuan masyarakat. Penanganan kemiskinan yang masih banyak kelemahan menandakan bahwa pemerintah membutuhkan bantuan semua komponen bangsa.
Menggerakkan kedermawanan dengan mendistribusikan bantuan kepada kaum miskin yang lambat dan tak merata adalah indikasi perlunya keterlibatan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Secara sosiologis, masyarakat Indonesia memang dikenal dengan semangat gotong royong. Adanya kedermawanan sosial tidak hanya klaim tanpa dasar atau lip service. Secara ilmiah sudah terbukti bahwa Indonesia memiliki kedermawanan yang tinggi
Potensi kedermawanan sosial masyarakat Indonesia sesungguhnya cukup besar. Hal itu dapat dilihat dari beberapa fakta yang bisa kita pantau melalui laporan media massa. Bantuan terus mengalir baik melalui rekening yang dikelola oleh media maupun sejumlah LSM atau yayasan.
Lembaga-lembaga sosial terus bergerak menggalang bantuan masyarakat untuk sesama yang membutuhkan. Kelompok-kelompok masyarakat secara spontanitas juga berpartisipasi menggerakkan orang-orang untuk peduli kepada sesama. Singkatnya, hampir semua komponen bangsa sudah terpanggil untuk meringankan beban masyarakat yang tertimpa kesusahan.
Kedermawanan sosial masyarakat tersebut perlu disyukuri karena kedermawanan adalah modal penting untuk meringankan masyarakat yang sedang ditimpa kesulitan.
Kita sudah selayaknya mempertahankan kondisi tersebut agar jangan sampai luntur apalagi lenyap. Kita perlu menggerakkan potensi kedermawanan untuk menghadapi dampak kemiskinan yang kompleks.
Selanjutnya, secara masif potensi-potensi itu harus dihimpun dan dikembangkan agar kedermawanan sosial itu bisa berkesinambungan.