CerpenInspirasi

Serial Ramadhan: 30 Hari Menafsir Kehidupan (Bagian 18)

Episode Believe

 

Baca kisah sebelumnya, di sini!

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

 

SAMBIL beristirahat memulihkan kesehatannya, sudah tiga hari Adi hanya melakukan aktivitasnya di rumah. Sesekali dirinya ke masjid ketika panggilan shalat berkumandang. Suhu tubuhnya telah kembali normal, hanya rasa lemas yang masih menderanya. Itulah sebabnya ketika tadi sahur dia meminum madu hitam dengan maksud segera mengembalikan kekuatan dan kesegaran tubuhnya.

 

Ketika sedang berselancar di dunia maya, Adi tertarik dengan situs salingsapa.com yang merupakan kumpulan informasi tentang barbagai hal terkait dengan masalah keagamaan dan petunjuk kehidupan. Situs tersebut memuat ratusan file audio dan video, baik berupa rekaman ataupun siaran langsung ceramah dari puluhan ustad, kiai, ulama yang sering dilihatnya di layar kaca.

 

Kemudian Adi tertarik dengan salah satu sosok yang kerap dilihatnya sebagai penganjur sedekah, yaitu Ustad Yusuf Mansur (YM), dan seketika adi mengeklik gambar foto diri YM, lalu muncullah banyak judul ceramah yang beliau bawakan. Adi memilih materi ceramah berjudul ‘believe’ atau keyakinan.

 

There is a miracle, when you believe,” kata Ustad YM membuka ceramahnya setelah membacakan shalawat dan beberapa kalimat pembuka ceramah.

Dalam ceramahnya itu, Ustad YM menyampaikan tentang pentingnya sebuah keyakinan yang ada pada diri manusia, karena melalui perasaan yakin dan percaya maka akan memacu banyak keajaiban yang sering tidak masuk akal manusia.

 

Sebagaimana kisah nyata tentang seseorang bernama Syafii yang sedang memiliki masalah kekurangan uang untuk membayar biaya perpanjangan kontrak rumah yang sekaligus digunakan untuk berdagang sayur-mayur.

 

Dirinya hanya memiliki uang satu juta rupiah dari jumlah keseluruhan yang dibutuhkan untuk memperpanjang kontrakan rumah sebesar Rp1.400.000,-. Lalu setelah melihat ceramah Ustad YM tentang keajaiban sedekah, spontan uang yang satu juta rupiah tersebut disedekahkan seraya berharap keajaiban bahwa Allah membalas sesuai janjinya bahwa setiap sedekah yang diberikan akan dibalas sepuluh kali hingga 700 kali.

 

Istri Syafii merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh sang suami, uangnya masih kurang empat ratus ribu rupiah tapi malah disedekahkan semua.

 

Singkat cerita, Syafii dan istrinya diusir dari rumah tersebut karena tidak mampu melunasi biaya perpanjangan kontrak.

 

Di tengah kegalauan perasaan sang istri, Syafii tetap yakin bahwa Allah pasti kan membuktikan janji firmanNya. Dan ternyata bukti dari keyakinan tersebut datang ketika setelah diusir dari rumah kontrakan, Syafii dan istrinya berjualan di bawah  tenda di lingkungan kaum pengungsi korban lumpur Lapindo.

 

Seketika ada seorang datang menanyakan kesanggupan Syafii untuk menyediakan makan bagi 6.000 orang pengungsi sebanyak 3 kali sehari dan dalam waktu yang cukup lama serta diberikan uang muka Rp. 1.000.000.000 sebagai modal.

 

Dengan modal kepercayaan tersebut, hari ini Syafii dikenal sebagai pengusaha catering yang ternama di Jawa Timur.

 

Medengarkan ceramah tersebut, Adi merenungkan tentang tipisnya keyakinan yang ia miliki tentang kekuasaan Allah. Padahal sebetulnya semua yang terjadi menimpa hidup dan kehidupan manusia adalah hanya atas kehendak dari Allah. Ia dan Wardah sering merasa galau tentang uang dan rezeki yang ia miliki. Kerap timbul dalam pemikirannya pertanyaan apakah cukup harta yang dimilikinya untuk kelangsungan pendidikan bagi Sahid dan kelengsungan kehidupan mereka sekeluarga.

 

Karena kegalauan itu lah, menutup tumbuhnya semangat bersedekah, dalam arti bersedekah hanya dalam kapasitas membatalkan sunnah yang diperintahkan dalam jumlah ribuan dan puluhan ribu rupiah saja. Adi dan Wardah belum pernah memberikan sedekah lebih besar dari seratus ribu rupiah sebagaimana Syafii dalam kisah Ustad YM yang berani memberikan sedekah satu juta rupiah padahal uang tersebut akan digunakan untuk menopang kebutuhan primer rumah tangganya yaitu biaya kontrak rumah.

 

Sementara suara ceramah masih mengalun, Adi teringat sahabatnya Jalal, yang hingga hari ini berani menjanjikan batuan biaya pendidikan kepada orang orang yang membutuhkan. Padahal Jalal hanyalah seorang pegewai negeri biasa seperti dirinya, dengan gaji yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

 

“lal, kamu dapat obyekan dari mana, kok, berani menjanjikan biaya SPP anak tersebut?” tanya Adi suatu ketika. Jalal berniat membantu seorang bapak tua yang memiliki kesulitan untuk membayarkan uang masuk sekolah bagi anaknya sebesar Rp2.950.000, sebuah jumlah yang hanya terpaut satu juta rupiah dari gaji golongan 3B yang diterima oleh Jalal setiap bulannya.

 

“Tenang saja, Di, Allah itu Mahakaya, maka Dia pasti akan memberikan rezeki untuk setiap hamba yang membutuhkannya,” jawab Jalal dengan enteng.

 

“Meski saat ini uang tersebut belum ada, namun ketika saya berjanji akan membayarkan uang masuk sekolah tersebut, maka saya yakin Allah akan menurunkan rezekinya untuk anak tersebut melalui saya,” tambah Jalal.

 

Dan ternyata, entah uang dari mana, esoknya Jalal memenuhi janjinya dengan membayarkan uang masuk sebesar yang dibutuhkan oleh si sapak tersebut.

 

“Jadi saudara sudara sekalian, yakinlah bahwa semua yang ada didunia itu adalah milik Allah, banyak testimoni yang saya dengar bahwa hanya dengan bermodal keyakinan maka semua keinginan bisa terwujud,” ucap Ustad YM dalam cermahnya yang memecahkan lamunan Adi tentang pengalaman Jalal.

(Bersambung)

 

Penulis: Boyke Pribadi

Editor: Setiawan Chogah

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button