KOTA SERANG, biem.co — Baru-baru ini, Isbanban Foundation menghelat acara First Meet untuk menyambut ratusan relawan kakak pengajar baru angkatan ketiga di Daarul Huffazh, Dalung, Kota Serang-Banten.
Perhelatan yang digelar selama dua hari sejak (4-5/2) ini, dibuka secara resmi oleh Ketua Banten Muda Community, Irvan Hq, yang juga sebagai Pembina Isbanban Foundation.
Kali ini, acara First Meet disajikan berbeda dengan sebelumnya, karena pra-penempatan pengajaran sebanyak 115 relawan kakak pengajar diberikan training oleh para pembicara yang sudah berpengalaman di bidang kerelawanan.
Muhammad Sholihudin, Alumni Indonesia Mengajar Penempatan Rote, Nusa Tenggara Timur juga dari Tim Sekolah Pembaharu Muda (Ashoka Foundation dan Peace Generation), merupakan salah satunya.
Udin panggilan akrab Muhammad Sholihudin, menjelaskan materi mengenai The Soul Of Education. Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan bagaimana cara mengatasi berbagai masalah atau kendala yang dihadapi anak-anak Banten baik dari segi kompetensi, lingkungan rumah maupun lingkungan sosial.
“Di anatara cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan anak-anak adalah dengan memahami gaya belajar siswa, multi strategi pembelajaran, dan wajib setiap anak membuat lessonplan,” seru Udin.
Lebih lanjut, Udin menjelaskan bagaimana caraya agar dapat menjadi guru manusia dalam 5(lima) bingkisan.
“Setiap anak harus menjadi bintang, setiap anak mempunyai kemampuan tersendiri (afektif, kognitif, dan motorik). Selain itu, setiap anak juga terlahir cerdas dengan multiple intelligence, yaitu creative dan problem solving,” tambah Udin.
Sementara itu, pembahasan mengenai Sekolah Pembaharu disampaikan oleh Anis Fauziah, yang juga sebagai relawan Isbanban Kota Serang. Ia menjelaskan tentang Panduan Training Peace Generation, yang mencakup pemahaman nilai perdamaian, metode tandur, penerapan tandur pada publikasi, dan micro teaching.
“Metode tandur itu adalah tumbuhkan minat, alami proses, namai prosesnya, demonstrasikan, ulangi, kemudian dirayakan.” seru Anis.
Diketahui, dalam perhelatan ini tidak hanya disajikan pemaparan materi saja, namun juga ditampilkan hiburan semacam teater dengan makna bagaimana manusia harus menuntut sikap kejujuran yang tak pernah ternilai harganya. (Aldi)