Fatah SulaimanKolom

Fatah Sulaiman: Media Online dan Etika Berkomunikasi

biem.co – Pertumbuhan media online semakin pesat seiiring cepatnya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Hasil Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) terungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet. Hal ini menjadi peluang bagi pebisnis media, tak terkecuali generasi muda yang memiliki naluri sebagai enterpreuneur dan memiliki kompetensi teknologi informasi, terlihat lebih agresif dalam memanfaatkan peluang bisnis di era digital saat ini. Diprediksi pertumbuhan media online berpotensi menjadi pesaing utama media cetak konvensional yang lebih dulu lahir. Salah satu media online, yang diinisiasi dan dikelola anak anak muda Banten adalah biem.co, yang tahun ini memasuki tahun ke dua.

Media online biem.co, terlahir dan dikelola oleh anak anak muda Banten kreatif, yang memiliki idealisme dan spirit membangun karakter positif, serta membangun motivasi dan prestasi khususnya bagi pemuda Banten. Hal ini tercermin dari pilihan berita berita faktual yang tersaji, memiliki kecenderungan keberpihakan bagi kepentingan masyarakat banyak, walau terkadang berisi kritik konstruktif atas informasi berbagai kebijakan pemerintah, namun dibahasakan dengan santun dan apa adanya. Opini dan gagasan juga sangat menginspirasi banyak pihak, terutama kaum muda, dimana banyak ditampilkan opini maupun berita  anak anak muda dari berbagai kalangan dengan beragam aktifitas dan prestasi, yang bisa memicu tumbuhnya kreator kreator muda  generasi berikutnya, yang sarat prestasi yang sangat dibutuhkan dalam membangun peradaban masyarakat.

Sebagai wujud terima kasih, ijinkan saya selaku pembaca setia biem.co, mengingatkan, agar seluruh yang terlibat sebagai awak media biem.co, untuk senantiasa menjaga konsistensi idealisme, sebagai penyaji berita online yang anti hoax, lebih inspiratif dan membawa gagasan baru yang konstruktif bagi pembangunan peradaban masyarakat. Jaga selalu etika berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Di era digital saat ini, justeru kewaspadaan atau kehati hatian dalam memilih diksi atau penyampaian kalimat harus lebih presisi akurasi kebenarannya, jauhi berita atau kabar dusta. Hal ini juga sebagai perwujudan pelaksanaan perintah agama, “Dan berkatalah/berkomunikasilah  kamu  baik lisan maupun tulisan kepada semua manusia dengan cara yang baik (husna)” (QS. Al-Baqarah:83).

Prinsip Dasar Berkomunikasi

Komunikasi dipahami sebagai penyampaian pesan (ide/gagasan/pemikiran, informasi, ajakan) kepada orang lain secara lisan, tulisan, langsung-tidak langsung, baik melalui single media, multimedia ataupun hypermedia (gambar, animasi, radio, audio visual, rekaman video, atau gabungannya) sesuai dengan semakin berkembangnya IPTEK dan teknologi informasi komunikasi saat ini. Dalam AlQuran istilah komunikasi antara lain ditemukan dalam lafazh “Qaulan” (perkataan).  Terdapat 6 istilah Qaulan yang menjadi panduan Islami dalam berkomunikasi:

  1. Qaulan Sadida (QS. An-Nisa:9)
  2. Qaulan Baligha ( QS. An-Nisa’: 63)
  3. Qaulan Ma’rufa ( QS. Al-Baqarah: 235)
  4. Qaulan Karima ( QS. Al-Isra’: 23)
  5. Qaulan Layina ( QS. Thaha: 44)
  6. Qaulan Maisura ( QS. Al-Isra’: 28).

Qaulan Sadida: Perkataan yang Benar

Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, as-sadid yaitu perkataan yang bijaksana dan perkataan yang benar. Dalam berkomunikasi (berbicara) harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.  “Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30). “Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).

Qaulan Baligha – Berdampak, Efektif

Dalam Tafsir al-Maraghi diterangkan, Qoulan Balighan yaitu “perkataan yang bekasnya hendak kamu tanamkan di dalam jiwa mereka”. Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R. Muslim).

Sejarah dakwah wali songo merupakan teladan bagaimana para wali berkomunikasi dengan efektif dan membekas dihati masyarakat saat itu, sehingga berdampak respon yang tulus dari masyarakat untuk belajar memahami islam sebagai agama rahmatan lil alamiin..

Qaulan Ma’rufa: Kata-Kata yang Baik

Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, Qaulan Ma’rufa yaitu melembutkan kata-kata dan menepati janji. 

Qaulan Karima – Ucapan yang Mulia

Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka. Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orangtua atau orang yang dituakan dan harus kita hormati. Qaulan Karima adalah “kata-kata yang hormat, sopan, lemah lembut di hadapan mereka” (Ibnu Katsir).

Qulan Layina – Lemah-Lembut

Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

Qaulan Maysura – Mudah Dipahami

Qaulan Maysura, bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Qaulan Maysura adalah ucapan-ucapan yang pantas, halus, dan lembut. Menurut Tafsir Al-Azhar, ia adalah kata-kata yang menyenangkan.

Semoga tuntunan AlQuran terkait etika berkomunikasi, bertutur kata, qaulan/ucapan/ gaya dan kemampuan berkomunikasi yang lahir dari lisan, tulisan atau pemanfaatan beragam media komunikasi lainnya, dalam kehidupan bermasyarakat, bisa menjadi bekal yang bermanfaat dan mengingatkan kita betapa sangat penting kata atau kalimat ucapan dikelola dengan baik.  Jangan sembrono memproduksi kata kata atau ucapan atau kalimat, Salah kata, salah ucap, mengakibatkan bahaya yang besar. Mari menjaga lisan/tulisan/gaya komunikasi kita agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, kata-kata kasar, kata-kata menyinggung,  kata-kata atau kalimat tidak pantas, dan kata-kata negatif lainnya, karena semua ucapan, kalimat yang kita produksi ada konsekuensi dan risiko yang harus dipertanggungjawabkan.  “Tiada suatu ucapan/perkataan/kalimat apa pun yang diucapkan manusia, baik lisan maupun tulisan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir .” (QS.Qaaf:18).

Dirgahayu ke 2 biem.co, semoga bisa terus eksis menjadi media online yang mencerahkan dengan idealismenya, inspiratif, santun dalam membangun opini kritis konstruktif, tetap menjaga prinsip prinsip berkomunikasi sesuai dengan tuntunan agama, dalam penyampaian berbagai aspek pemberitaan, serta mampu membangun gagasan baru konstruktif untuk mewarnai pembangunan peradaban masyarakat dan bangsa, khususnya peradaban di bumi Banten.

Banten 20 April 2017


  • Penulis adalah Akademisi Untirta, ketua PW Maarif Nahdlatul Ulama Provinsi Banten.

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button