RUANGRUANG BEKU
ruangruang beku oleh jarak
waktu yang seolah ditangkap
terperangkap degup dada kita
yang terlalu cepat menyulut rindu
andai kutangkup dekap tubuhmu
di bawah angan-anganku
waktu barangkali mengalir sebagai kita berdua
tak terbatas
tak pernah akan tuntas
tapi gema lonceng gereja terdengar menyayat dada
dan tak mengantar apa-apa
kecuali duka demi duka
bagaimana mata menghentikan gerimis
jika mendung selalu siap menyimpan tangis
membekas kantung mata
dan fajar di langit matamu sesudah itu
tak bisa ditepis
bagaimana kesedihan dibekukan, sayang
hanya dengan menatap pada kekosongan?
kita paham
tubuh hanya boleh merasa sepi sebentar
ruangruang boleh beku di lemari kesepian;
dan tidak peduli
di ruangruang
jarak merenggut bagaikan maut
tak pernah mampu membunuh degup
yang ingin berpagut serupa saut
mengurat erat di tanah jantung
mungkin ruangruang beku
tapi detak jantung kita selalu berdetik
dalam diam yang tersembunyi
Februari 2018
Baca Juga
SEPANJANG JALAN KITA
sepanjang jalan kita
embun sering merupa air mata
kerikilkerikil basah
dari pertanyaan yang tak habis tumpah
berserak di lubanglubang tabah
dan
dalam perjalanan ini
aku hanya siput
sementara kau adalah tukang surat
;mengantar mataku untuk tersesat
dalam perjalanan ini
kulihat kau bermain petak umpet
di pertigaan dekat rumah ibuku
dan aku masih saja siput
;kau adalah jalan panjang
yang tak sampai kugapai
meski begitu, kau tetap saja tampak
merekam apa ini aku
siapa penghuni ingatanku
selama waktu itu dirimu
di sepanjang jalan kita
wajahmu menjelma dinding
membatasiku untuk berpaling
sepanjang apapun itu
kau maupun aku
rindu selalu saja melahap
tanpa jeda ke ujungujung
Februari 2018
Khanafi, dilahirkan di Banyumas, Jawa Tengah, 4 Maret 1995. Penulis adalah sarjana Sastra Indonesia dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Puisi-puisinya tersebar di beberapa media online seperti linikini.id, dan masuk dalam media cetak seperti buku antologi puisi bersama seperti; Senja Bersastra di Malioboro 1 (2017), Buku Kumpulan Sajak 100 Penyair ASEAN 2 (2018), Buku Kumpulan Sajak Untuk Gus Dur: Sang Guru Waskita; Pembela Bangsa & Penegak Agama (2018), Buku Antologi Negeri Bahari dari Komunitas Negeri Poci (2018), dll.