KABUPATEN SERANG, biem.co – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era revolusi industri 4.0 menuntut sumber daya manusia bertindak kreatif. Karakter kreatif itulah yang ditanamkan kuat oleh Rustomi Effendi di SMAN 1 Jawilan, Kabupaten Serang.
Sebagai kepala sekolah, Tomi (sapaan akrabnya) gencar menerapkan pola perkembangan karakter ekonomi. Menilik karakteristik pendidikan di daerah pinggiran, menurutnya pola tersebut efektif untuk mengembangkan karakter, rasa tanggung jawab, inovasi, dan kemampuan berekspresi anak didik di SMAN 1 Jawilan.
“Tidak semua anak-anak memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa. Tetapi pada saat kita bangun kreativitasnya, anak itu bisa cerdas. Untuk itu, semua anak-anak kita dorong berekspresi sesuai kreativitas masing-masing. Goal-nya tentu saja untuk menghasilkan nilai jual dan nilai unggulan,” kata Tomi, dalam wawancara bersama biem.co beberapa waktu lalu.
Tomi menilai bahwa pola tersebut berdampak luar biasa, sehingga anak-anaknya kini lebih berintegritas dan memiliki rasa percaya diri. Tak ayal, berkat keberhasilan Tomi, SMAN 1 Jawilan pun dipilih menjadi basis praktik kewirausahaan sekolah tingkat nasional.
“Alhamdulillah, kegiatan-kegiatan berbasis wirausaha hampir diikuti 65 persen. Dari kreativitas mereka, anak-anak jadi punya banyak karya. Karya-karya inilah yang mereka eksplor kemudian mereka tandingkan dan menjadi kebanggaan dirinya,” ujarnya.
Selain menjadi basis kewirausahaan, Tomi juga saat ini tengah mendorong SMAN 1 Jawilan menjadi basis di bidang olahraga.
“SMAN 1 Jawilan kedepan ingin menjadi sekolah unggulan dalam keolahragaan. Kebetulan di Banten sendiri belum ada yang punya spesifikasi itu. Nah, tentu saja ini butuh dorongan Pemprov,” tandasnya.
Kendati demikian, menciptakan sekolah berkarakter memang menjadi motto yang diampu Tomi sejak menjabat sebagai kepala sekolah tahun 2015. Dengan begitu, ia berharap bisa menciptakan sekolah yang nyaman untuk anak-anak muridnya.
“Melaksanakan pendidikan di sekolah itu yang pertama memang karakter. Moral terutama, kinerja, tanggung jawab. Mau belajar untung Anda, tidak belajar rugi Anda,” pungkas Tomi. (hh)