biem.co – 94 tahun silam, tepatnya 18 Juli 1925, sebuah buku dari seorang veteran Perang Dunia I sekaligus Ketua Partai Nazi, Adolf Hitler, lahir.
Hitler yang dikenal sebagai sosok yang kejam pun membuat sebuah buku yang tak kalah mengerikan berjudul ‘Mein Kampf’, yang jika diartikan ke Bahasa Indonesia adalah ‘Perjuanganku’. Hitler menulisnya ketika dia berada di penjara.
Disebut mengerikan lantaran di buku tersebut, Hitler menuliskan rencana masa depannya untuk bangsa Yahudi, serta segala ide tentang perang, pembantaian, hingga Holocaust. Yang kemudian benar-benar sang diktator itu realisasikan.
Seperti diketahui, Holocaust menjadi peristiwa kemanusiaan paling keji yang pernah terjadi di dunia ini. Disebutkan dalam sejarah, sekitar 6 juta Yahudi meninggal dengan cara-cara yang sangat biadab. Namun kemudian klaim akan ketidakabsahan Holocaust pun muncul satu per satu.
Seorang ahli konstruksi dan instalasi alat eksekusi dari AS, Fred Leuchter, melakukan penyelidikan mengenai kematian massal yang terjadi Auschwitz. Yang banyak digemborkan dari Holocaust, para tawanan Yahudi ditempatkan di kamar gas yang membuat mereka semua meninggal dunia.
Menurut percobaan Fred, kamar gas itu tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang. Bahkan, Robert Faurisson, profesor literatur di University of Lyons 2 mengklaim bahwa tipus-lah yang membunuh para tawanan tersebut.
Soal jumlah kematian 6 juta orang juga menjadi perbincangan banyak pihak. Seorang pengamat Iran, Doktor Muhammad Taqi Pour, seperti dilaporkan dalam Sunday Times, mengatakan keseluruhan warga Yahudi pada tahun tersebut berjumlah sekitar 600 ribu, dimana 400 ribu diantaranya telah meninggalkan Jerman sebelum Perang Dunia II atas perintah Hitler. Sehingga, disebut hanya ada 200 ribu orang Yahudi tersisa kala itu. Angka ini bahkan tidak sampai 5 persen dari 6 juta.
Meski sejarah nyata Holocaust terus dipertentangkan, hal itu tak mengubah kengerian isi di dalam buku Mein Kampf. Buku yang sempat menjadi Alkitab orang Jerman di masa Nazi ini tercetak hingga 12 juta eksemplar. Hingga akhirnya dilarang beredar karena dianggap meracuni pikiran orang-orang.
Akan tetapi, kitab maut terlarang yang selama beberapa dekade haram beredar ini ternyata mulai dirilis lagi di awal tahun 2016, setelah masa berlaku hak cipta tersebut habis di penghujung tahun 2015.
Yang mengejutkan, setelah dicetak kembali, ‘Mein Kampf’ justru menjadi buku terlaris di Jerman. Tercatat dalam majalah Der Spiegel, buku non fiksi tersebut telah terjual sebanyak 85 ribu eksemplar sepanjang tahun 2016. Padahal, Institut Sejarah Kontemporer Muenchen (IfZ), penerbit buku tersebut hanya berencana untuk mencetak 4 ribu eksemplar saja.
Tak dipungkiri, sosok antagonis Hitler dan tulisan-tulisannya di buku ‘Mein Kampf’ menjadi catatan sejarah besar bagi dunia. (hh)