biem.co – Apa yang kalian tahu dengan sosok (Alm) BJ Habibie, Sob? Mantan Presiden Indonesia, pembuat pesawat terbang, pria sejati, dan setia kepada wanitanya? Yups, itu semua benar.
Bahkan, kesetiaannya terhadap (Alm) Ibu Ainun pun menjadi contoh anak muda saat ini, ya. Momen keabadiannya yang kalian tahu bukan hanya di film saja ya, Sob, tetapi kali ini juga lewat perangko. Masa iya?
Biem.co berkesempatan bertemu dengan Andi Suhud, desainer perangko Habibi-Ainun. Ia mengutarakan, awal terlibat di pembuatan perangko Habibie – Ainun ini dari dua tahun yang lalu. Katanya, Pak Habibie merupakan sosok inspratif dalam segala hal, termasuk cinta.
“Beliau sangatlah unik, mengabadikan kisah cintanya terhadap istrinya tidak hanya lewat buku, film, tetapi mencari lagi apa yang bisa dijadikan memori di kehidupannya. Dan, beliau terfikir untuk membuat perangko,” terangnya.
Kata Andi, sebelumnya Pak Habibie meminta PT. Pos Indonesia dibuatkan perangko tentang kisah cintanya kepada Ibu Ainun.
“Proses itu dimulai desainnya, singkat cerita tidak ada yang sesuai apa yang diinginkan beliau. Pada akhirnya PT. Pos Indonesia meminta Perum Peruri untuk membantu pembuatan desain tersebut, namun tidak sesuai juga,” ungkapnya.
Cukup sulit, lanjutnya, menebak isi kepala beliau, apa yang diinginkan beliau, termasuk anak hingga cucu.
“Adanya saya terlibat di pembuatan desain perangko ini atas rekomendasi kawan terdekat Pak Habibie. Dan saya merasa cukup asing sekali dengan apa yang namanya perangko,” tuturnya.
“Pertemuan cukup bersejarah dengan sosok inspiratif, orang cinta Indonesia banget, dan termasuk ke istrinya. Beliau menceritakan keinginannya dibuatkan desain perangko dan tantangan kedua terberat yakni tidak ingin menunjukan sebagai mantan Presiden Indonesia serta sebagai pembuat pesawat terbang,” jelasnya.
Ia menambahkan, hanya pure menjadi orang biasa yang menunjukan kecintaannya secara penuh kepada Ibu Ainun.
“Saya bingung harus seperti apa, karena saya tahu seperti orang-orang tahu Pak Habibie itu mantan Presiden dan pembuat pesawat terbang saja,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, setelah perbincangan, Pak Habibie mengajak mengelilingi setiap sudut rumah dan menceritakan kebiasaan serta kesehariannya bersama ibu Ainun.
“Setelah saya pulang ke Serang, harus menghadapi rasa bingung dan nge-blank dengan ide atau seperti apa harus membuatnya. Hanya dibekalkan satu hardisk yang berisikan foto Pak Habibie kebersamaan dengan istri yang tersusun rapi, detail, mulai dari tanggal, waktu, tempat serta jenis kamera, dan itu unpublish,” terangnya kembali.
Proses penelitian slide show dari foto-foto yang dibekali itu memakan waktu dua hari, tiga malam. “Ide ini didapatkan dari seorang filatelis, seperti apa detail-nya dan melekat dari seorang filatelis? Jawabannya adalah lup atau kaca pembesar,” tuturnya.
“Pada akhirnya saya susun ribuan foto menjadi sebuah gambar kesatuan dengan kisah cinta Habibie-Ainun tersebut,” tambahnya.
“Saat saya ajukan, beliau sangatlah terkesima saat melihat detail desain yang saya buat dari satu gambar di dalamnya berisi ribuan momen. Beliau melihat sisi-sisi kenangannya bersama Ibu Ainun, anak, hingga cucunya dengan lup atau kaca pembesar tersebut,” tutupnya. (Dion)
